TRIBUNNEWS.COM - Pakar ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Lukman Hakim, Ph.D menyampaikan beberapa faktor turunnya harga masker bedah di pasaran.
Lukman menerangkan, satu di antara faktor turunnya harga adalah impor masker yang sudah dilakukan oleh pemerintah.
"Begitu pemerintah sudah impor barang, maka sudah tidak ada lagi kelangkaan."
"Tidak akan ada lagi antrian beli kebutuhan yang langka," kata Lukman saat dihubungi Tribunnews, Selasa (28/4/2020).
Lukman juga mengatakan anjuran memakai masker kain juga berpengaruh pada turunnya harga.
Bahkan, kata Lukman, anjuran tersebut membuat peluang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah masyarakat.
Baca: Kata Dokter Terkait Bahan yang Tepat Untuk Bikin Masker Kain
"Iya berpengaruh (anjuran memakai masker kain, red), malah kemudian menimbulkan UMKM baru."
"Saya lihat di jalan-jalan sekarang orang-orang sudah pada mulai menjual masker rumahan," lanjut Lukman.
Terkait kerugian yang dialami oknum penimbun masker, Lukman mengakur wajar.
Pasalnya, saat pelaku menimbun, lonjakan harga amat menggiurkan untuk mendapat keuntungan.
"Dulu di Indonesia permintaan tinggi dan barangnya langka jadi mahal."
"Begitu barang-barang sudah semakin banyak kan harganya jadi turun," ungkap Lukman.
Lukman pun menyarankan agar masyarakat belajar dari melonjaknya harga masker.
Baca: Bea Cukai Bandung Fasilitasi Produksi 2 Juta Pcs Masker dan 1 Juta set APD
Terlebih untuk bersikap tenang dan tak panik, agar spekulan tidak memiliki peluang untuk menimbun barang.