Jones menaruh barang-barang itu agar orang yang membutuhkan bisa mengambilnya dengan cuma-cuma.
Ia tidak menunggu di dekat meja itu lantaran jalanan sangat ramai.
Jones membebaskan siapa saja yang lewat untuk mengambil kebutuhannya.
"Orang-orang bisa tinggal ambil lalu pergi," kata Jones.
"Aku tidak berdiri di luar dekat meja untuk membuat orang datang. Jalanan sangat ramai."
"Ada banyak orang lewat dari sisi selatan, utara, dan timur," jelasnya.
Jones mengungkapkan kesedihannya ditinggalkan delapan anggota keluarga dalam kurun waktu beberapa minggu secara berturut-turut.
Yang lebih menyakitkan lagi, ia tak mungkin menghadiri pemakaman mereka karena prosedur Covid-19.
Namun Jones mengaku tidak kuat untuk pergi ke pemakaman lantaran kesedihan yang sangat mendalam.
"Aku lahir dan dibesarkan di Georgia. Aku punya keluarga yang kini sudah meninggal," kata Jones.
"Rasanya sangat sulit, aku belum bisa pergi ke pemakaman untuk mengunjungi mereka saat ini."
"Aku melakukan ini (berbagi ke sesama) untuk melupakan kesedihanku," ujarnya.
Masa-masa sulit Jones dirasa semakin berat lantaran ia juga menderita berbagai penyakit bawaan.
Maka dari itu, Jones lebih memilih untuk banyak berdiam di rumah namun tetap bisa berbuat baik ke orang-orang.