Andono mengatakan, untuk jumlah klaster di Gunungkidul mencapai 18 kasus, dengan rincian enam telah terkonfirmasi positif, 11 lainnya positif rapid test, dan satu sisanya meninggal dalam status PDP.
Sementara yang klaster yang di Sleman, jumlah keseluruhan ada 24 positif Covid-19.
"Kasus di Sleman ini merupakan generasi ke tiga. Sementara di Gunungkidul sudah generasi kelima," katanya saat jumpa pers di gedung Pusdalops BPBD DIY, Jumat (1/5/2020).
Ia melanjutkan, sementara terkait jamaah GPIB yang terkontaminasi Covid-19 berjumlah 17 kasus.
Dengan rincian dua orang terkonfirmasi, tiga lainnya PDP dan selebihnya positif saat jalani rapid test.
Ia menyimpulkan, dari tiga kluster besar kali ini dapat disimpulkan jika kegiatan berkerumunan memiliki potensi penularan yang cepat.
Baca: Jadwal Lengkap dan Live Streaming TVRI Belajar dari Rumah Sabtu, 2 Mei 2020
"Awalnya dua orang ikuti jamaah tabligh, dua tersebut satu pulang ke Sleman dan satunya pulang ke Gunungkidul," tegas Andono.
Andono menyebut kemungkinan besar, paparan covid-19 bisa semakin bertambah.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat supaya tetap menjaga pola hidup sehat.
Pertemuan para jamaah GPIB asal Yogyakarta sendiri dilangsungkan di Bogor, Maret lalu.
Mereka juga melakukan perjalan ke Jakarta, lalu ke Semarang sebanyak 11 rombongan, setibanya di Yogya dilakukan pertemuan sebanyak 13 orang, di Sleman 20 orang dan di Bantul empat orang.
"Saat ini kami lebih fokus terhadap penularan transmisi. Tiap-tiap daerah selalu kami tekankan untuk melakukan test secara masif," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Ini Tiga Klaster Terbesar Penyebaran Virus Corona di DI Yogyakarta