Adanya kenaikan kasus mingguan disebut Syahrizal sebagai bukti Indonesia belum mencapai puncak wabah.
Baca: BREAKING NEWS: Kota Solo Catat 4 Kasus Baru Virus Corona Setelah Seminggu Tanpa Tambahan
Dua Kali Kenaikan Kasus Hampir Seribu per Hari
Sebelumnya, Indonesia dua kali mencatatkan penambahan kasus di atas 900 kasus.
Penambahan tertinggi tercatat pada 21 Mei dengan 973 tambahan kasus.
Kemudian tambahan tertinggi kedua terjadi pada 23 Mei dengan 949 kasus.
Hal ini disebut Syahrizal bukan merupakan puncak kasus.
Melainkan, kemampuan mengetes spesimen yang meningkat.
"Dua kali kenaikan tinggi di atas angka 900, saya kira itu menggambarkan kemampuan pemeriksaan tes kita menjadi lebih baik, bukan menggambarkan puncak wabah," ucapnya.
Baca: Usai Lebaran, KRL Kembali Beroperasi Secara Terbatas Mulai 26 Mei
Syahrizal menyebut Indonesia akan mencapai puncak wabah jika kemampuan tes cukup baik.
"Pak Jokowi menginginkan tes 10 ribu per hari, saya kira kita sedang mengarah ke sana," ungkapnya.
"Dengan adanya kasus 900-an, itu artinya kemampuan tes laboratorium kita di angka 8.000-an," ungkap Syahrizal.
Menurutnya, Indonesia bisa saja mencapai penambahan kasus lebih dari seribu per hari jika memiliki kemampuan tes spesimen seperti yang diharapkan presiden.
"Jadi, angka yang nanti muncul itu perkiraannya antara 1.200 sampai 1.400 dan itu akan bisa kita capai dalam minggu-minggu ke depan," ungkap Syahrizal.
"Dengan kemampuan memeriksa spesimen yang lebih baik kita akan mendapatkan angka puncaknya," ungkap Syahrizal.