"Itu orang asal Sambi, tapi posisinya tinggal di Jakarta, tanggal 11 Mei 2020 itu sakit kemudian diperiksakan di poliklinik daerah sana," jelas Ratri.
"Setelah itu, 13 Mei 2020, fisiknya menurun, kemudian 14 Mei 2020 meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit," imbuhnya membeberkan.
Ratri menuturkan warga tersebut belum berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) saat dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
"Dari Jakarta statusnya tidak PDP terus langsung dibawa ke Boyolali untuk dimakamkan," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Dulu Buka Kafan & Mandikan Jenazah Covid-19, Kini Warga Sambi Boyolali Terima Kenyataan Jadi Positif