Menurut Nafrialdi, seharusnya penemuan seperti ini harus dilandasi oleh publikasi yang terbit di jurnal ilmiah terlebih dahulu.
"Mestinya ada publikasi di jurnal ilmiah dulu, biar diperiksa metodenya, hasil penelitiannya, dan penarikan kesimpulannya. Baru publikasi umum," kata Nafrialdi menanggapi klaim tersebut dihubungi Kompas.com, Minggu (14/6/2020).
"Namun saya belum tahu apakah sudah dipublikasi atau belum," ungkapnya.
Seperti dikatakan Nasih, uji toksisitas dan kombinasi efektivitas terhadap lima regimen kombinasi obat sudah mendapat sertifikasi uji layak etik dari tim etik RSUA.
Menanggapi hal tersebut, dokter Nafrialdi menjelaskan bahwa yang dimaksud layak etik adalah boleh maju ke tahap uji klinis atau uji coba pada manusia.
"Layak etik, artinya boleh maju ke uji klinis. Efektivitas pada pasien baru bisa dibuktikan berdasarkan uji klinis dengan metodologi yang baik," terangny
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Temuan Kombinasi Obat Corona, Begini Tanggapan Ahli UI",
Penulis : Gloria Setyvani Putri