TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri mengajak masyarakat mendirikan kampung tangguh atau kampung sehat sebagai terobosan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Pelibatan masyarakat sebagai ujung tombak tak lepas dari pandangan bahwa sebaik apapun program tanpa partisipasi masyarakat tidak akan sukses dan bermanfaat.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan inovasi kampung tangguh tersebut merupakan respon dari TR Kapolri yang memerintahkan setiap Polda melakukan penanganan terhadap Covid-19 di bidang kesehatan, keamanan, dan sosial ekonomi.
Dalam TR-nya, Kapolri juga meminta mengedepankan soft approach agar menjadi stimulan warga untuk menaati protokol pencegahan.
"Selain memutus mata rantai pandemi, pembentukan beberapa kampung cegah Covid-19 ini juga agar masyarakat dapat tetap produktif dan dapat bertahan dengan kemandirian pangan," ujar Argo, dalam keterangannya, Senin (22/6/2020).
Jenderal bintang dua itu berharap agar seluruh masyarakat di Indonesia turut serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Peran masyarakat sangat penting. Jika kita bersatu maka akan bisa melawan Covid-19," kata dia.
Adapun sejumlah Polda telah menginisiasi berdirinya kampung tangguh. Salah satunya 'Kampung Tangguh Semeru' oleh Polda Jawa Timur (Jatim).
Jatim diketahui menjadi salah satu provinsi dengan angka kasus Covid-19 yang tinggi di Indonesia. Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran mengatakan 'Kampung Tangguh Semeru' merupakan upaya melawan corona berbasis lingkungan RT/RW dengan melibatkan masyarakat secara langsung untuk menjaga kampungnya dari penularan corona.
Selain Jatim, ada pula 'Kampung Tangguh Banua' milik Polda Kalimantan Selatan (Kalsel). Program ini menyasar 67 kampung atau desa yang tersebar di 13 kabupaten disana.
Kapolda Kalsel Irjen Pol Nico Afinta mengatakan ada lima 'Kampung Tangguh Banua' yang sudah menjadi percontohan di Banjarmasin. Kampung tersebut diklaim sangat efektif mencegah penularan Covid-19 dengan protokol yang ketat, seperti mencuci tangan dengan sabun, wajib masker, pemberlakuan jam malam dan tersedianya rumah karantina.
Bergeser ke Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) terdapat 'Desa Pantang Mundur' (Lewu Isen Mulang). Kapolda Kalteng Irjen Pol Dedi Prasetyo mengungkap bahwa kata 'Lewu Isen Mulang' mengandung makna ketangguhan dan keuletan masyarakat suku Dayak dalam menghadapi tantangan dinamika pembangunan.
Dedi sangat optimistis dengan didirikannya Lewu Isen Mulang bisa menimbulkan kembali semangat masyarakat dalam menghadapi virus Corona.
Pun demikian dengan Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), sebanyak 1.136 desa atau kampung dilibatkan dalam program pendirian yang diberi nama 'Kampung Sehat'.