TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, geram akan disebutnya Kota Solo sebagai zona hitam pandemi Covid-19.
Dilansir Kompas.com, narasi Solo zona hitam Covid-19, menurut Ganjar, dinilai tak berdasar.
"Zona hitam ki jarene sopo to? (Zona hitam itu katanya siapa sih?) Yang ngomong siapa? Mungkin pengamat atau lagi benci? Kok banyak yang bilang zona hitam. Mungkin yang hitam itu bajumu!" ujar Ganjar di Semarang, Selasa (14/7/2020).
Adapun sebelumnya Kota Solo mengalami lonjakan kasus Covid-19 setelah ditemukannya 25 tenaga medis yang terpapar virus corona di RSUD Dr Moewardi Solo.
Para tenaga medis tersebut merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS).
Sebagian besar dari mereka merupakan orang tanpa gejala (OTG) dan telah menjalani karantina.
Ganjar menegaskan, lonjakan kasus itu tidak lantas membuat Solo dikategorikan sebagai zona hitam penyebaran Covid-19.
"Kan sudah kita kontrol. Dari Moewardi dan UNS sudah kita lakukan 3T. Kok masih banyak yang bilang zona hitam?" ujarnya.
Baca: Ganjar Pranowo Geram, Tegur Bupati Brebes yang Hadiri Acara Gowes Massal & Dangdutan: Berbahaya!
Zona Hitam Disebut oleh Ketua Pelaksana Gugus Tugas
Sementara itu, penyebutan Solo sebagai zona hitam Covid-19 diungkapkan oleh Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani.
Solo zona hitam Covid-19 diungkapkan Ahyani pada Minggu (12/7/2020).
Penyebutan tersebut berdasarkan lonjakan 18 kasus baru dalam sehari.
"Ini Solo sudah zona hitam," ucap Ahyani dikutip dari TribunSolo.com.
Diketahui 15 dari 25 tenaga medis yang terpapar Covid-19 merupakan warga Solo.