Para peneliti juga akan mengukur tingkat antibodi peserta secara berkala.
Selain mengumumkan rencana Fase 3, Moderna pada Selasa kemarin juga menerbitkan data uji klinis Fase 1 di The New England Journal of Medicine.
Pengujian vaksin Covid-19 buatan perusahaan bioteknologi itu menunjukkan hasil yang memuaskan.
Uji coba itu melibatkan 45 orang, yang ditujukan untuk menguji keamanan vaksin, bukan keefektifannya.
Ke-45 orang itu mengalami respons yang baik dari vaksin, yakni tumbuh imunitas terhadap Covid-19.
"Ini adalah jenis hasil yang ingin Anda lihat dari uji coba awal," kata Dr Iahn Gonsenhauser, kepala kualitas dan petugas keselamatan pasien di Pusat Medis Wexner University Universitas Ohio di Columbus.
Gonsenhauser yang tidak terlibat dengan penelitian vaksin ini mengingatkan, meski menjanjikan, para ilmuwan belum menunjukkan antibodi Covid-19 mengarah pada kekebalan.
Baca: Moeldoko Beberkan Alasan Pemerintah Jalin Kerja Sama dengan Negara Lain Kembangkan Vaksin Covid-19
Baca: China Siap Raup Untung Besar dari Pandemi Covid-19, Investasi Bangun Pabrik Vaksin Rp 1 Triliun
Jika demikian, belum diketahui pasti berapa lama kekebalan itu akan terbentuk di tubuh.
Setiap orang yang diuji coba untuk vaksin Moderna menerima dua suntikan vaksin dengan jangka waktu 28 hari.
Peserta diberikan satu dari tiga tingkat dosis, 25 mikrogram, 100 mikrogram, dan 250 mikrogram.
Namun, khusus Fase 3 para peserta uji coba akan diberikan dosis 100 mikrogram.
Efek samping yang paling umum adalah kelelahan, kedinginan, sakit kepala, dan lemas.
Perusahaan rencananya akan memproduksi 500 juta dosis vaksin per-tahun, mulai 2021.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)