TRIBUNNEWS.COM - Seorang ilmuwan terkemuka dari laboratorium Wuhan, meminta agar Presiden AS, Donald Trump meminta maaf.
Hal itu buntut dari klaim Trump yang menyebut virus corona berasal dari laboratorium di Wuhan yang bocor.
Shi Zhengli, pemimpin Pusat Penyakit Menular di Institut Virologi Wuhan membantah klaim sumber wabah Covid-19 berasal dari laboratoriumnya.
Adapun, Shi juga mengecam pemerintah AS lantaran menghentikan pendanaan untuk penelitian bersama dengan para ilmuwan AS.
Shi menjelaskan, penyelidikan telah mengesampingkan kemungkinan virus itu bocor dari laboratorium.
Sebuah teori yang dipromosikan oleh beberapa pejabat AS, termasuk Trump sendiri.
Baca: Kondisi Terkini Wuhan, Asal Covid-19 Setelah Enam Bulan Kembali Normal
Baca: China Kini Akui Virus Corona Bukan Berasal dari Pasar Wuhan, Hewan yang Dites Semua Negatif Covid-19
Dia membantah, dirinya atau anggota timnya telah melakukan kontak dengan virus Sars-CoV-2 sebelum terdeteksi di kota akhir tahun lalu.
"Klaim Presiden AS Trump bahwa Sars-CoV-2 bocor dari kami institut benar-benar bertentangan dengan fakta."
"Ini membahayakan dan memengaruhi pekerjaan akademik dan kehidupan pribadi kita."
"Dia berutang permintaan maaf kepada kami," tutur Shi dalam majalah Science, dikutip Tribunnews dari SCMP.
Shi, dijuluki "wanita kelelawar" China karena penelitiannya tentang virus corona pada mamalia.
Dia juga mengecam keputusan keputusan National Institutes of Health pada bulan April untuk menghentikan pendanaan penelitian bersama dengan EcoHealth Alliance yang bermarkas di New York.
Baca: Wabah di Pasar Makanan Beijing Picu Kekhawatiran Gelombang ke-2 Corona, Kemunculannya Mirip di Wuhan
Baca: Laboratorium Wuhan Akui Punya Virus Corona untuk Meneliti SARS Sejak Desember
Shi dan kepala aliansi itu, Peter Daszak, telah mempelajari bagaimana virus corona berpindah dari kelelawar ke manusia.
Sejauh ini, mereka telah mendapat beberapa penemuan penting.