"Meskipun transmisi melalui lift bersama tidak dapat dikesampingkan, kejadian ini konsisten dengan temuan wabah SARS Amoy Gardens di Hong Kong pada tahun 2003," kata Song Tang, ilmuwan dari Laboratorium Kunci CDC China untuk Lingkungan dan Kesehatan Populasi serta rekannya dalam penelitian itu.
Menurut direktur Laboratorium Internasional untuk Kualitas Udara dan Kesehatan di Universitas Teknologi Queensland Australia, Lidia Morawska, apartemen di gedung bertingkat dapat dihubungkan melalui sistem air limbah bersama.
Sementara zat padat dan cairan serta gas yang ditandai dengan bau turun melalui jaringan saluran pembuangan terkadang naik lagi jika tidak ada air yang cukup mendorongnya, jelas Lidia.
"Jika ada bau, itu berarti entah bagaimana udara telah diangkut ke tempat yang tidak seharusnya," kata Lidia dalam sebuah wawancara.
Lidia tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Baca: Ada Partikel Kecil dari Droplet yang Memungkinkan Covid-19 Menular Lewat Udara
Baca: Sebaran Virus Corona di Indonesia Kamis (27/8/2020): DKI Tambah 760 Kasus Positif, 1.538 Sembuh
Menular Melalui Droplet dari Saluran Pernapasan
Menurut WHO, SARS-CoV-2 utamanya menyebar melalui tetesan atau droplet dari air liur atau cairan dari hidung.
Namun, sejak minggu-minggu pertama pandemi, para ilmuwan di China mengatakan virus SARS-CoV-2 yang terkandung dalam tinja pasien Covid-19 juga dapat berperan dalam penularan.
Februari silam sebuah studi pada 73 pasien Covid-19 di rumah sakit di provinsi Guangdong mendapati lebih dari setengahnya dinyatakan positif virus di tinja mereka.
Aerosolisasi tinja terjadi dengan SARS namun mungkin jarang terjadi pada SARS-CoV-2.
Itu tergantung pada sistem pembuangan limbah, kata Malik Peiris, ketua virologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong.
"Tapi kita harus mengingat kemungkinan itu," tambahnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)