Erick Thohir pun membantah kabar bahwa Indonesia hanya menghubungi China mengenai penanganan virus corona.
Ia menyebut, saat Covid-19 mulai terdeteksi Maret 2020 lalu di Indonesia, justru pertama-tama pemerintah menghubungi WHO, Bill and Melinda Gates Foundation, dan bukan China.
Lebih lanjut, langkah-langkah yang diambil Indonesia dalam pengadaan vaksin Covid-19 menurut Erick Thohir sudah paling tepat.
Jika pemerintah tidak memiliki inisiatif mengusahakan vaksin, maka kemungkinan Indonesia tidak akan mendapatkan vaksin dunia.
Sebab WHO menyebut kebutuhan vaksin di dunia sebanyak 16 miliar untuk tiga tahun ke depan, sedangkan total produksi hanya sekitar empat sampai lima miliar.
"Kita coba lebih agresif, karena jangan sampai kita ini 'ya udah kita tunggu aja (vaksin dari luar)', tapi ternyata kan WHO bilang kebutuhan vaksin dunia itu 16 miliar untuk tiga tahun ke depan."
"Sedangkan total produksi dunia mungkin tidak lebih dari 4-5 miliar," jelas Erick Thohir.
WHO pun mengkhawatirkan vaksin tersebut hanya dapat dimiliki negara maju.
Melihat hal itu, pemerintah akhirnya memutuskan bertindak lebih 'agresif' dengan tidak menunggu vaksin dunia, dan memilih memproduksi sendiri.
Baca: Diberikan Awal 2021, Vaksin Corona Gratis untuk Peserta BPJS Kesehatan, Tapi . . .
(Tribunnews.com/Rica Agustina, Kompas.com/Muhammad Idris)