Pantauan Tribunnews.com, proses loading vaksin dari pesawat memakan waktu lebih dari 20 menit.
Vaksin disimpan dalam box putih bertuliskan envirotainer yang berjumlah lebih dari 5 box.
Begitu diturunkan dari pesawat, vaksin terlebih dahulu disemprot desinfektan oleh sejumlah petugas.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa vaksin yang tiba merupakan buatan perusahaan Farmasi asal China, Sinovac sebanyak 1,2 juta dosis.
"Saya ingin menyampaikan satu kabar baik, satu kabar baik bahwa hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19. Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020 yang lalu," kata Presiden yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden.
Presiden mengatakan pemerintah sedang mengupayakan 1,8 juta vaksin jadi yang akan tiba pada Januari 2021. Selain vaksin jadi, pemerintah juga mendatangkan bahan baku vaksin curah yang akan diolah oleh biofarma.
"Dalam bulan ini juga akan tiba 15 juta dosis vaksin dan di bulan Januari sebanyak 30 juta dosis vaksin dalam bentuk serum," katanya.
Presiden mengatakan sebelum diberikan kepada masyarakat vaksin yang baru tersebut akan terlebih dahulu dievaluasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan aspek mutu, keamanan, dan efektivitasnnya. Selain itu juga melalui proses di MUI untuk aspek kehalalannya.
"Untuk memulai vaksinasi masih memerlukan tahapan-tahapan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM. Perlu saya tegaskan pertama seluruh prosedur harus dilalui dengan baik dalam rangka menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat serta efektivitas vaksin. pertimbangan ilmiah, hasil uji klinis ini akan menentukan Kapan vaksinasi bisa dimulai," pungkasnya.
Sementara itu Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Airlangga Hartarto mengatakan bahwa 1,2 juta dosis vaksin tiba dari China menggunakan kargo khusus.
"Vaksin ini tiba dengan pesawat garuda dengan kargo khusus melalui rute JakartaI-Beijing-Jakarta," katanya.