Namun, tubuh manusia membutuhkan waktu untuk membentuk antibodi yang mampu menangkal virus Covid-19.
"Dilaporkan di penelitian ilmiah, sekitar hari ke-12 setelah suntikan (vaksin) pertama, baru mulai terbentuk antibodi, tapi masih sedikit sekali."
"Ibaratnya baru membuat cetakannya, purwarupanya."
"Kemudian nanti hari ke-14, disuntik (vaksin) kedua, baru ini yang bisa dengan cepat meningkatkan antibodinya," ungkap Tonang.
Sedangkan untuk membentuk antibodi yang mampu melindungi, Tonang menyebut setidaknya membutuhkan waktu 28 hari.
"Hari ke-28 diharapkan tercapai level antibodi yang memberi proteksi," ungkap Tonang.
Lebih lanjut Tonang menjelaskan, orang yang sudah disuntik vaksin Covid-19 masih memungkinkan untuk terkena Covid-19.
"Sebagaimana orang yang pernah kena Covid, masih bisa terinfeksi Covid lagi."
"Bedanya, orang yang pernah kena Covid-19 kalau terkena lagi, gejalanya ringan atau bahkan tanpa gejala."
"Seperti orang diberi vaksin, masih tetap ada risiko untuk kena, tapi kalau pun kena, sudah punya antibodi, sehingga mencegah timbulnya gejala," jelas Tonang.
Sehingga Tonang menegaskan, Bupati Sleman Sri Purnomo positif Covid-19 bukan karena vaksin.
"Pada kasus ini, beliau terinfeksi dari yang lain entah dari mana," ungkap Tonang.
5. Penjelasan Kemenkes: 2 Kali Dosis Penyuntikan
Kementerian Kesehatan pemberian penjelasannya terkait kabar Bupati Sleman Sri Purnomo mengumumkan dirinya positif Covid-19.
Dalam keterangan Kemenkes yang dikutip Tribunnews.com, Jumat (22/1/2021), Sri Purnomo memiliki kemungkinan saat divaksinasi berada dalam masa inkubasi Covid-19.
dr Siti Nadia Tarmizi, MPH Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan menerangkan, vaksin Sinovac adalah vaksin berisi virus mati atau inactivity, jadi hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi.
“Jika melihat rentang waktu dari bapak Bupati maka sangat mungkin pada saat bapak Bupati divaksinasi beliau ini berada dalam masa inkubasi COVID-19 di mana tentunya sudah terpapar virus COVID-19 tapi tidak menunjukkan gejala,” kata dr. Nadia
“Secara alamiah waktu antara terpapar virus dan munculnya gejala atau load virus itu adalah sedang tinggi-tingginya sekitar pada 5 sampai dengan 6 hari. Hal ini adalah waktu yang pas karena beliau divaksinasi pada tanggal 14 Januari sementara hasil pemeriksaan swab beliau positif di tangangal 20 Januari,” tambah dia.
dr.Nadia mengatakan, vaksinasi Covid-19 membutuhkan 2 kali dosis penyuntikan.
Suntikan pertama dilakukan untuk memicu respons kekebalan awal yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.
Hal ini memicu respons antibodi yang lebih cepat dan lebih efektif di masa yang akan datang.
Suntikan kedua berfungsi sebagai booster untuk membentuk antibodi secara optimal dan imunitas.
Ini baru akan terbentuk secara baik setelah 3 minggu suntikan kedua.
“Untuk itu perlu dipahami bersama meskipun kita sudah divaksinasi COVID-19 masih ada risiko terpapar virus COVID-19, namun tentunya diharapkan vaksin ini akan dapat mengurangi kemungkinan sakit,” ucap dr. Nadia.
Proses pemberian vaksinasi tetap dilakukan seperti yang sudah ditargetkan bagi seluruh masyarakat.
Dr. Nadia berpesan dengan adanya vaksinasi semua masyarakat masih punya kewajiban untuk menjalankan protokol kesehatan karena selain tetap harus menjaga diri juga masih butuh waktu bersama-sama bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa mencapai kekebalan kelompok.
“Kami ingin menyampaikan bahwa kami turut prihatin dengan Bupati Sleman yang saat ini Bapak Sri Purnomo yang dinyatakan diketahui positif COVID-19. Kami sampaikan kondisi beliau saat ini baik dan tidak menunjukkan gejala apapun. Beliau saat ini hampir berusia 60 tahun dan beliau sedang melakukan isolasi Mandiri di rumah dinas,” kata dr. Nadia.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Gilang, Rina Ayu)(TribunLombok.com/Sirtupillaili)(Kompas.com/Wijaya Kusuma)