News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tim Peneliti WHO Kunjungi Pasar Wuhan, Jantung Pertama Wabah Covid-19

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Varian terbaru virus corona, lebih baru dari varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan, ditemukan di Jepang 2 Januari 2021.

Tim peneliti WHO terlihat meninggalkan hotel karantina dan naik bus di tengah hari, Kamis (28/1/2021), seperti dilansir Associated Press (AP).

Misi ini disebut menjadi bermuatan politis, karena China dianggap berusaha untuk menghindari kesalahan atas dugaan awal kesalahan langkah dalam penanganan atau respon awalnya terhadap wabah.

Muncul pertanyaan utama, ke mana otoritas China akan mengizinkan para peneliti WHO pergi dan dengan siapa mereka akan dapat berbicara.

Awal bulan ini, mantan pejabat WHO Keiji Fukuda, yang bukan bagian dari tim di Wuhan, memperingatkan agar tidak mengharapkan adanya terobosan dalam kisi Covid-19.

Baca juga: WHO Terbitkan Pedoman Klinis Baru Merawat Pasien Covid-19, Salah Satunya Saran Posisi Tengkurap

Dia mengatakan mungkin perlu bertahun-tahun sebelum kesimpulan tegas  dapat dibuat terkait asal virus corona.

"Ini sekarang lebih dari setahun yang lalu ketika semuanya dimulai," katanya.

"Begitu banyak bukti fisik yang akan hilang. Kenangan atau ingatakn orang-orang tidak tepat dan mungkin tata letak fisik dari banyak tempat akan berbeda dari awal kejadian dan bagaimana orang bergerak dan sebagainya," ujarnya.

Di antara tempat-tempat yang mungkin mereka kunjungi adalah Pasar Makanan Laut Huanan, yang terkait dengan banyak kasus pertama, serta lembaga penelitian dan rumah sakit yang merawat pasien pada puncak wabah.

 Misi ini baru muncul setelah pertengkaran yang cukup besar dengan China yang menyebabkan WHO mengeluhkan sikap China yang terlalu lama membuat keputusan akhir.

China, yang telah sangat menentang penyelidikan independen yang tidak dapat sepenuhnya dikendalikannya, mengatakan misi penyelidikan akan rumit dan  staf medis China akan disibukkan dengan klaster baru virus di Beijing, Shanghai dan kota-kota lainnya.

Sementara WHO telah dikritik sejak dini, terutama oleh Amerika Serikat, karena tidak cukup kritis terhadap respons China.

AS baru-baru ini menuduh China dan negara-negara lain bergerak terlalu lambat pada awal wabah.

Namun, China telah dengan tegas membela diri.

 "WHO dan para ahli global telah memberikan penegasan penuh mereka terhadap keberhasilan pencegahan epidemi China dan penelusuran (tracing) asal-usul virus corona di masa lalu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian, Rabu (27/1/2021).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini