News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Soal Investigasi Covid-19, WHO Kesal Karena China Ogah Serahkan Data Pentingnya

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peter Ben Embarek (kanan) berbicara dengan Liang Wannian (kiri) selama konferensi pers menyusul kunjungan tim ahli internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di kota Wuhan, di provinsi Hubei China pada 9 Februari 2021.

Hingga kini masih belum jelas apakah negosiasi ini akan berhasil, namun pejabat China mengatakan kepada tim WHO bahwa mereka tidak memiliki cukup waktu untuk mengumpulkan data pasien secara rinci, dan hanya memberikan ringkasannya saja.

Di sisi lain, Ilmuwan WHO mengaku bahwa mereka terus menekan China untuk bisa mendapatkan data mentah dan informasi lainnya.

Anggota tim WHO menganggap perjalanan yang berakhir pada pekan ini sebagai kemenangan, terutama karena mereka merasa ada niat baik yang dinilai cukup untuk melanjutkan pembicaraan dan studi mengenai asal virus.

Namun, mereka mengakui bahwa sejauh ini terlalu sedikit informasi yang bisa disampaikan untuk menjawab pertanyaan krusial terkait isu ini.

WHO pun telah mendapatkan kritikan karena dalam konferensi pers penutupan misi investigasi di Wuhan, pernyataan WHO terlihat mendukung klaim kontroversial China bahwa virus ini kemungkinan telah menyebar melalui produk makanan beku (frozen food).

Seorang Ahli Mikrobiologi Australia, Dominic Dwyer mengatakan bahwa mengenai pertanyaan krusial terkait kapan wabah ini dimulai, tim WHO mengatakan bahwa mereka belum menemukan bukti.

"Kami memintanya pada beberapa kesempatan dan mereka memberi kami beberapa (data), tetapi belum merasa ini cukup untuk melakukan jenis analisis yang ingin dilakukan," kata Dwyer.

Sementara itu, kabar mengenai pejabat China yang enggan membagikan data mentahnya dengan tim investigasi WHO ini pun sebelumnya telah dilaporkan oleh Australian Broadcasting Corporation dan The Wall Street Journal.

Para Ilmuwan China mengklaim bahwa mereka telah menemukan 92 orang dirawat di rumah sakit di Wuhan pada awal Oktober 2019 dengan gejala seperti demam dan batuk.

Mereka tidak menemukan jejak Covid-19 pada orang-orang itu, namun hasil tesnya dilakukan secara tidak lengkap.

Sehingga tim WHO menilai dibutuhkan lebih banyak penelitian terkait isu ini.

Setiap indikasi yang menunjukkan bahwa wabah dimulai lebih awal dari Desember 2019, tentunya akan membuat China lebih banyak menuai kritikan.

Padahal, pejabat China sejauh ini telah banyak dikritik karena berusaha menutupi wabah tersebut dan bertindak terlalu terlambat untuk menghentikannya agar tidak menyebar ke seluruh dunia.

Ini tidak akan pernah menjadi perjalanan yang mudah, selama berbulan-bulan, beberapa pejabat China dan Amerika Serikat (AS) saling melemparkan tudingan tanpa bukti, bahwa masing-masing telah menyebarkan virus ke dunia.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini