Spesialis Keamanan Pangan WHO ini menyampaikan bahwa para Ilmuwan China telah memberikan 174 kasus virus corona di dan sekitar Wuhan pada Desember 2019 kepada tim investigasi.
100 kasus diantaranya telah dikonfirmasi melalui tes laboratorium, sedangkan 74 lainnya melalui diagnosis klinis yang mengacu pada gejala pasien.
Ben Embarek mengatakan bahwa ada jumlah yang lebih besar dibandingkan data yang diberikan.
Ini kemungkinan kasus parah yang telah diperhatikan oleh dokter di China sejak awal, yang mengindikasikan bahwa penyakit itu bisa menyerang sekitar lebih dari 1.000 orang di Wuhan pada Desember 2019.
"Kami belum melakukan pemodelan apapun sejak itu. Tapi kami tahu, dalam angka kasarnya, dari populasi yang terinfeksi, sekitar 15 persen berakhir menjadi kasus yang parah, dan sebagian besar adalah kasus ringan," tegas Ben Embarek dikutip dari CNN.
Ben Embarek menegaskan bahwa misi yang dilakukan 17 Ilmuwan WHO dan 17 Ilmuwan China itu telah memperluas jenis materi genetik virus yang diperiksa dari kasus awal virus corona pada awal Desember.
"Ini memungkinkan kami untuk melihat sampel genetik parsial, bukan hanya sampel lengkap," jelas Ben Embarek.
Hasilnya, tim dapat mengumpulkan untuk kali pertama, 13 urutan genetik yang berbeda dari virus SARS-COV-2 sejak temuan Desember 2019.
Urutan tersebut, jika diperiksa dengan data pasien yang lebih luas di China sepanjang 2019, dapat memberikan petunjuk penting tentang geografi dan waktu wabah itu sebelum Desember 2019.
"Beberapa dari virus ini berasal dari pasar, beberapa lainnya tidak terkait dengan pasar," papar Ben Embarek.
Termasuk pasar makanan laut Huanan di Wuhan yang diduga berperan penting dalam penyebaran pertama virus ini.
"Ini adalah sesuatu yang kami temukan sebagai bagian dari misi kami, bagian dari interaksi yang kami lakukan bersama," tegas Ben Embarek.