TRIBUNNEWS.COM - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) terus mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai varian baru mutasi virus Corona N439K.
Menurut IDI, mutasi baru N439K ini dinilai lebih 'pintar' dibandingkan jenis mutasi Corona yang sudah ditemukan sebelumnya.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV pada Kamis (11/3/2021), Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio mengungkap mutasi N439K sudah ada di Indonesia.
Hingga saat ini, total sudah ada 48 kasus yang ditemukan dari 547 sampel yang disequens dan dikirimkan ke bank data Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data (GISAID).
Baca juga: Meski Tak Menular, Gejala Long Covid-19 Tetap Perlu Dipantau
Baca juga: Gerakan 1 Juta Sajadah Pelindung Covid-19, Puan Harap Masyarakat Lebih Tenang Beribadah di Masjid
Menurut keterangan Prof Amin, tingkat keganasan mutasi N439K ini tidak jauh berbeda dengan mutasi Corona yang ada sebelumnya dan tidak ada perbedaan yang signifikan.
Namun dampak dari mutasi N439K tersebut adalah dapat menginfeksi seseorang dengan lebih mudah.
"Kalau dari tingkat keganasannya, prevalensinya, nggak berbeda dengan jenis lainnya, tetapi dia bisa mengikat pada sel manusia itu lebih kuat, dua kali lebih kuat, dampaknya bisa menginfeksi lebih mudah," kata Prof Amin dikutip dari Kompas TV.
Mutasi Baru Corona N439K Sudah Ditemukan di 30 Negara
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih mengatakan, mutasi N439K ini sudah ditemukan di 30 negara.
Hal ini disampaikannya saat jumpa pers di Sekretariat PB IDI, Jakarta Pusat, Rabu (10/3/2021).
Daeng mengatakan bahwa varian virus Corona ini lebih berbahaya, Ia mengkhawatirkan jika sampai di Indonesia, virus tersebut akan cepat menyebar.
"Saat ini ada virus (Corona) baru, sifatnya berbeda dari virus yang pernah ada, dengan kecepatan mutasi yang cepat.
Baca juga: Wapres Luncurkan Gerakan Nasional Sejuta Sajadah Pelindung Covid-19 yang Diinisiasi Pemuda Pancasila
Baca juga: 3.000 Perawat di Dunia Meninggal Akibat Covid-19
Belum lama ini pemerintah mengumumkan varian B117, sementara di dunia telah terdapat varian baru lagi yang ditemukan di Inggris yakni N439K," ujar Daeng.
Menanggapi hal ini, masyarakat dihimbau untuk berhati-hati, tetap menjaga kesehatan, dan mematuhi protokol yang ada.