News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

UPDATE Corona Indonesia 14 Maret 2021: Total 1.419.455 Positif, 1.243.117 Sembuh, 38.426 Meninggal

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Update Covid-19. Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, bertambah 4.714 pasien pada Minggu (14/3/2021).

Lalu, kali kedua, dengan jangkauan lebih luas di Eropa dan saat ini sudah sampai Indonesia.

"N439K ini awalnya dianggap menghilang saat lockdown diberlakukan di Skotlandia. Tapi justru muncul di Rumania, Swiss, Irlandia, Jerman dan Inggris."

"Terus, mulai November tahun lalu, varian ini dilaporkan menyebar secara luas," katanya seperti dikutip dari akun twitternya, Sabtu (13/3/2021).

Baca juga: Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 Dianjurkan Konsumsi Kelapa Hijau, Benarkah?

Baca juga: Pasokan Vaksin Covid-19 di Balikpapan Habis, Bagaimana Nasib Suntikan Dosis Kedua?

Guru Besar UI ini melanjutkan, sifat N439K yang paling disorot adalah resistans terhadap antibodi alias tidak mempan.

"Baik itu antibodi dari tubuh orang yang telah terinfeksi, maupun antibodi yang telah disuntikkan ke tubuh kita," kata Zubairi.

Guru Besar UI ini melanjutkan, sifat N439K yang paling disorot adalah resistans terhadap antibodi alias tidak mempan.

"Baik itu antibodi dari tubuh orang yang telah terinfeksi, maupun antibodi yang telah disuntikkan ke tubuh kita," kata Zubairi.

Baca juga: Sri Sultan HB X dan GKR Hemas Disuntik Vaksin, Berharap Lansia di DIY Tak Ragu Divaksinasi Covid-19

Baca juga: Panglima TNI Pimpin Vaksinasi Covid-19 Bagi Prajurit Wilayah Yogyakarta di Lanud Adi Sucipto

Mereka mengeluarkan EUA untuk dua jenis obat antibodi monoklonal dalam pengobatan Covid-19.

"Yang jadi soal, N439K ini tidak mempan diintervensi obat itu," ucapnya.

Lebih jauh ujar dia, seperti dikatakan Gyorgy Snell, Direktur Senior Biologi Struktural di Vir Biotechnology California, N439K mempunyai banyak cara mengubah domain imunodominan untuk menghindari kekebalan (tubuh manusia) sekaligus mempertahankan kemampuannya untuk menginfeksi orang.

Namun, yang jadi catatan epidemiolog, penyebaran N439K tidak secepat B117 dan semoga ke depannya juga demikian.

"Pesan saya. Tetap jaga jarak, pakai masker dan hindari kerumunan, apalagi di dalam ruangan. Jangan bosan saling ingatkan. Pandemi belum usai," pungkas Zubairi.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rina Ayu Panca Rini)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini