News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Jubir Kemenkes: Mutasi Virus Corona N439K Terdeteksi di Indonesia Sejak November 2020

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona. Varian virus corona N439K disebut terdeteksi di Indonesia sejak November 2020.

"Pesan saya. Tetap jaga jarak, pakai masker dan hindari kerumunan, apalagi di dalam ruangan. Jangan bosan saling ingatkan. Pandemi belum usai," ujar Zubairi.

Terdeteksi di Indonesia Sejak November 2020

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, memastikan varian virus corona N439K terdeteksi di Indonesia sejak November 2020.

"Sejak akhir November sudah dilaporkan ada N439K karena semua mutasi harus dilaporkan ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID)," kata Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Gelombang Keempat Pandemi Covid-19 di Jepang Diwarnai Mutan Baru Virus Corona

Baca juga: Mutasi Virus Corona B117 dan N439K, Mana yang Lebih Diwaspadai ? Ini Kata IDI

Namun, Nadia belum dapat memastikan jumlah kasus mutasi virus corona N439K di Indonesia.

Ia menyebutkan, mutasi virus corona N439K masih dalam tahap kajian di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan hingga saat ini belum memperoleh perhatian khusus.

"Ini sebenarnya mutasi single, hanya ada satu mutasi pada jenis varian ini. Jenis varian ini bukan yang diminta oleh WHO untuk mendapat perhatian khusus," katanya.

Nadia mengungkapkan bahwa mutasi N439K lebih dahulu ditemukan dibandingkan varian B117.

Namun, yang mendapat perhatian khusus berdasarkan rekomendasi WHO adalah mutasi virus B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan, dan P1 dari Brasil.

Nadia juga mengatakan, biasanya WHO akan mengumumkan setelah kajian dari para ahli yang berasal dari berbagai negara telah selesai, termasuk tingkat keganasan N439K apakah lebih menyebabkan keparahan Covid-19 atau tidak.

"Jadi memang baru ada yang disebut sebagai virus ini dia di dalamnya, melekat pada ace reseptor-nya, itu dikatakan lebih kuat, tapi itu di dalam suatu uji coba melihatnya. Artinya memang baru satu jurnal yang mengatakan ini dan kita belum mendengar lebih lanjut dari WHO seperti apa," ujarnya.

Sebagai informasi tambahan, ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo menilai, N439K relatif lebih mudah menular dan kemungkinan bisa lolos dari antibodi vaksin Covid-19 yang ada saat ini.

"Ada kemungkinan varian ini (N439K) ini bisa lolos dari sebagian antibodi paska vaksin, maka pemerintah perlu perkuat kontak telusur yaitu T kedua (tracing) dari 3T," kata Ahmad.

(Tribunnews.com/Latifah/Rina Ayu, Kompas.com/Haryanti Puspa Sari)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini