Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Kabar tentang meninggalnya Sarmili (45), sekuriti SMPN 11 Tangerang Selatan (Tangsel) tengah menjadi perbincangan.
Pasalnya, menurut pihak keluarga, Sarmili mengalami sakit setelah beberapa hari disuntik vaksin Covid-19.
Padahal semasa hidup, Sarmili tidak pernah mengalami sakit yang berat.
Setelah sakit, Sarmili sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSUD) Tangsel untuk ditangani secara medis, namun tidak tertolong dan meninggal dunia pada 29 Maret 2021.
Pihak RSUD Tangsel angkat bicara terkait kondisi dan penanganan medis Sarmili.
Baca juga: Sasar Hotel di Tangsel, Satpol PP Jaring PSK dan Pasangan Mesum, Ada yang Telanjang Saat Digerebek
Baca juga: Epidemiolog: Pemda Perlu Prioritaskan Vaksinasi Pekerja Sektor Transportasi Termasuk Ojol
Baca juga: Tak Ada Laporan KIPI Berat, Kemenkes: Penyuntikan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Tetap Berjalan
Tim Medis RSUD Tangsel, Lasdo, mengatakan, Sarmili datang ke RSUD Tangsel berdasarkan rujukan Puskesma Rawabuntu pada 28 Maret 2021.
Saat itu kondisinya sudah buruk, berdasarkan anamnesa, atau pemeriksaan dengan tacara bertanya, menyatakan Sarmili terpapar Covid-19.
Setelah dites swab PCR hasilnya pun positif Covid-19.
"Dan menurut anamnesa memang beliau sudah mengeluhkan batuk batuk semenjak dua minggu sebelum masuk rumah sakit. Sudah ada gejala batuk. Tapi memang masalah nafas, dari anamnesa itu enam jam sebelum masuk rumah sakit. Dia sudah kesulitan bernafas."
"Masuk ke sini sudah dalam kondisi kesulitan bernafas dan kondisi berat. Kita tes PCR, swab itu emang hasilnya positif covid," kata Lasdo di RSUD Tangsel, Pamulang, Kamis (1/3/2021).
Sementara, berdasarkan anamnesis, Sarmili menjalani suntik vaksin Covid-19 dosis pertama pada 3 Maret 2021, dan belum vaksinasi dosis kedua.
Menurut Lasdo, sakit yang dialami Sarmili bukan akibat dari vaksinasi, atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Jarak waktunya terlalu jauh, dari penyuntikan vaksin dengan sakit dari mulai batuk dan sesak.