"Kita monitor saja karena ini spesimen Februari dan sampai saat ini tidak menemukan varian baru lagi," ujarnya.
Sementara Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, varian E484K merupakan hasil mutasi dari varian B117.
"Mutasi E484K yang terjadi pada protein spike adalah mutasi yang sama seperti ditemukan pada varian Afsel atau Brazil," kata Wiku, Senin lalu.
Berdasarkan penelitian, katanya, varian tersebut memiliki sifat cepat menular sehingga masyarakat diminta semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Berdasarkan hasil penelitian varian ini lebih cepat menular. Masyarakat diminta tetap patuhi protokol kesehatan setiap aktivitas yang dilakukan sebagai upaya cegah terjadinya penularan," kata Wiku.
Sebagai upaya antisipasi pemerintah terus melakukan whole genome sequencing (WGS) untuk memetakan berbagai varian Covid-19 yang ada di Indonesia.
Selain itu, WNI dan WNA yang datang dari luar negeri harus melakukan proses skrining di pintu masuk kedatangan.
"Pemerintah juga terus lakukan WGS untuk memetakan varian Covid-19 yang masuk di Indonesia sambil mempertahankan proses screening pada saat WNA atau WNI masuk ke Indonesia," jelasnya. (Tribun Network/Aisyah Nursyamsi/Rina Ayu/sam)