"Geolocation IOT itu memastikan lokasinya bisa dipantau dimana, suhunya, dan berbagai detail informasi lainnya," imbuh dia.
Satu kotak IVC bisa menampung hingga 500 dosis, dan diproduksi dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) hingga 80 persen. Sejauh ini, sudah dipakai lembaga pemerintahan seperti BNPB, hingga lembaga swasta seperti Halodoc.
Dokter Bettia Bermawi, Kabid Tata Laksana dan Compliance Sentra Vaksinasi Serviam (SVS), mengatakan pihaknya sudah memakai IVC dari Technoplast tersebut. Sejauh ini pihaknya merasa sangat puas. Sebab selain sudah dilengkapi insulasi yang cukup, terbukti suhu dan vaksinnya memang terjaga.
"Untuk Sinovac misalnya, itu tidak boleh beku, dan tidak boleh lewat 8 derajat. Ini sudah kita pakai sehari-hari di Sentra Vaksinasi. Dan ini keuntungannya, kotaknya juga mudah sekali dibersihkan," kata Bettia.
Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, yang hadir di acara itu, mengatakan bahwa distribusi vaksin memang menjadi salah satu titik kunci keberhasilan program vaksinasi nasional, selain produksi vaksinnya sendiri.
Distribusi itu termasuk ketersediaan moda transportasi, hingga kotak vaksin yang bisa menjaga suhunya.
"Paling penting memang bagaimana mengelola distribusi rantai dingin ini, sehingga bisa dipastikan vaksin bisa aman sampai di fasilitas kesehatan paling ujung, dan aman ke orang yang menerima. Itu prinsip yang utama, bagaimana vaksin betul-betul punya efikasi tinggi sampai pada saat diberikan," kata Maxi.
Beberapa langkah terobosan dilakukan pihaknya. Seperti memutus rantai distribusi tanpa harus singgah ke pemerintah provinsi, mengajak kelompok masyarakat yang berpengalaman mendistribusikan vaksin, hingga melibatkan produk dalam negeri untuk distribusi.
"Kalau sistem ini bagus, saya kira ke depan ini jadi kekuatan bagi kita melakukan perubahan dalam distribusi vaksin rutin, vaksin dii luar covid, ke depan," tukasnya.
Maxi menegaskan, Pemerintah berkomitmen meyakinkan masyarakat bahwa vaksin yang digunakan, adalah betul-betul aman dan sehat. Yakni dari proses pembuatan, produksi, sampai disttribusinya.
"Semuanya dilaksanakan secara profesional dan dijaga ketat suhunya sampai ke daerah dan disampaikan ke masyarakat," pungkas Maxi.