"Yang jelas, pada orang yang bergejala ringan atau tidak bergejala, ternyata ada kerusakan organ ya, terutama di organ paru dan jantung," tutur Dicky.
Terlebih saat seseorang yang menderita Covid-19 atau telah dinyatakan pulih ini, sejak awal memiliki komorbid yang terletak pada kedua organ tersebut, seperti penyakit Tuberkulosis, asma maupun jantung.
Meskipun dampak kerusakan bisa saja terjadi pada organ tubuh lainnya, namun yang perlu diwaspadai adalah dua organ utama ini.
"Nah tentu ini menjadi akan lebih berdampak serius ketika orang tersebut juga memiliki penyakit di dua organ itu yang utama ini ya. Organ lain juga ada yang terdampak sama, tapi ini yang lebih dominan ya paru dan jantung ini," tegas Dicky.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa kata 'pulih' dari Covid-19 tidak sepenuhnya dipandang sebagai hal yang 'benar-benar sembuh'.
Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Raditya Oloan Alami Badai Sitokin Sebelum Meninggal, Apa Pemicunya?
Baca juga: Sempat Disebut Dirawat karena Covid-19, Ini Penyakit yang Renggut Nyawa Raditya Oloan
Hal itu karena biasanya ada dampak yang ditimbulkan setelah seseorang terkena Covid-19, ini yang disebut dengan istilan 'Long Covid'.
"Sehingga orang yang pulih ini makanya nggak bisa dianggap sebagai satu hal yang merasa aman, tidak seperti itu. Bahkan potensi pada gangguan jangka panjangnya juga tetap ada," jelas Dicky.
Untuk mengantisipasi dampak kerusakan yang bisa saja terjadi pada organ vital tubuh seseorang pasca pulih dari Covid-19, ia pun mengimbau kepada mereka yang belum terpapar virus ini untuk melakukan tindakan pencegahan, termasuk bagi mereka yang berusia muda dan produktif.
"Nah inilah sebabnya kenapa prinsip mencegah terinfeksi jauh lebih penting daripada (pemikiran) 'ya sudah, kita masih muda'. Nggak ada, alasan seperti itu sangat berbahaya ya, dasar pemikiran seperti itu," kata Dicky.
Selain itu, Dicky kembali menegaskan bahwa Long Covid tidak hanya dialami mereka yang memiliki komorbid, namun juga setiap orang yang secara fisik terlihat sehat dan bugar.
"Dan sekal lagi, jangankan yang memiliki komorbid, yang dianggap secara umum sehat pun, kondisinya bugar dan tidak memiliki komorbid, bukan berarti tidak ada fatalitas pada kelompok itu, ada, yang meninggal juga ada," pungkas Dicky.