Selain itu, ia juga meminta pengusaha untuk menerapkan kebijakan tertentu yakni setidaknya 30 persen karyawan yang belum divaksinasi diizinkan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH), setelah penutupan selama sepekan.
Baca juga: 27 Orang Tewas Tersambar Petir saat Badai Monsun Melanda India Timur
Di sisi lain, Wakil Wali Kota Moskwa Anastasia Rakova mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa 78 persen dari 14.000 tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 di kota itu saat ini telah terisi.
"Di rumah sakit Moskwa, pasien virus corona saat ini ada 498 orang yang menggunakan ventilator, itu hampir mencapai 30 persen lebih banyak dari capaian seminggu yang lalu," kata Rakova.
Ia menambahkan bahwa selama dua bulan terakhir telah terjadi peningkatan 'signifikan' dalam jumlah pasien kelompok muda berusia antara 18 hingga 35 tahun.
Awal pekan ini, Sobyanin menyampaikan, Moskwa akan membuka beberapa rumah sakit lapangan untuk menampung masuknya pasien Covid-19.
Perlu diketahui, kasus Covid-19 telah meningkat di seluruh Rusia dalam beberapa pekan terakhir.
Negara itu tengah berjuang untuk menginokulasi warganya, meskipun vaksin domestik yang tersedia secara luas hanya difokuskan untuk umum.
Hingga saat ini, sekitar 12 persen warga di negara itu telah divaksinasi, angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan 43 persen di Uni Eropa (UE) dan 51 persen di Amerika Serikat (AS).
Tingkat inokulasi yang rendah di Rusia kemungkinan berasal dari sikap tidak percaya 'skeptisisme' yang meluas di kalangan warga Rusia terhadap vaksin.
Sekitar 60 hingga 70 persen warga di negara itu mengatakan bahwa mereka tidak mau menggunakan vaksin dan itu tampaknya berasal dari rasa ketidakpercayaan mereka terhadap apa yang coba dilakukan oleh pemerintah.
Hal ini terlepas dari fakta bahwa vaksin Sputnik V buatan Rusia telah diakui secara internasional dan diklaim sangat efektif melawan Covid-19 dengan efektivitas mencapai hampir 92 persen.