Namun ini tergantung pada kondisi penderita asma tersebut, karena penyakit ini memiliki beberapa tingkat keparahan yakni asma intermiten, asma persisten ringan, asma persisten sedang, dan asma persisten berat.
"Ini tergantung kondisinya, karena asma ada beberapa tingkatan," tutur dr. Fajri.
dr. Fajri kemudian menegaskan bahwa asma merupakan penyakit yang harus diwaspadai bagi mereka yang menderita Covid-19.
Terlebih jika penderita asma yang terkena Covid-19 ini juga memiliki komorbid lainnya seperti jantung, gula (diabetes) dan obesitas.
"Asma ini memang kondisi yang dapat memperparah Covid-19, apalagi jika ditambah obesitas, gula, penyakit jantung. Asma ini saja sudah penyakit kronis, akan parah kalau ditambah penyakit kronis lainnya," pungkas dr. Fajri.
Perlu diketahui, nebulizer kini menjadi alat bantu pernafasan yang tengah diburu masyarakat sebagai alternatif pengganti tabung oksigen saat kasus virus corona (Covid-19) terus mengalami lonjakan signifikan.
Lalu apa itu nebulizer?
Jika anda menderita asma, dokter mungkin akan menyarankan anda menggunakan nebulizer sebagai pengobatan atau terapi pernafasan.
Dikutip dari laman Healthline, Minggu (4/7/2021), perangkat ini memberikan jenis obat yang sama seperti inhaler dosis terukur (MDI).
MDI merupakan inhaler berukuran saku yang telah banyak digunakan mereka yang menderita asma.
Namun jika dibandingkan MDI, nebulizer mungkin lebih mudah digunakan, terutama bagi orang dewasa dengan asma parah serta anak-anak yang belum cukup umur untuk memakai inhaler secara benar.
Nebulizer dapat mengubah obat cair menjadi uap untuk membantu mengobati asma yang anda derita.
Anda bisa menemukan perangkat ini dalam dua versi, yakni listrik dan baterai.
Selain itu, ukurannya ada yang portable sehingga dapat dibawa ke manapun serta ukuran yang lebih besar untuk diletakkan di atas meja.