“Adanya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan menjadi krusial di tengah ancaman kesehatan seperti COVID-19.
Pemerintah harus meningkatkan lagi fungsi faskes di daerah-daerah yang menjadi tumpuan harapan masyarakat” katanya.
Beberapa indikator tersebut antara lain seperti menurunnya Angka Kematian Neonatal, meningkatnya persentase persalinan di fasyankes, meningkatnya persentase imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan, meningkatnya persentase obat memenuhi syarat, meningkatnya persentase makanan memenuhi syarat dan lain-lain.
“Kita punya target bahwa untuk imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan tahun 2021 ini bisa sampai 68 persen, tahun 2022 mencapai 70 persen dan tahun 2024 di angka 90 persen.
Apalagi selama hampir dua tahun pandemi, pelayanan dasar untuk imunisasi sangat terganggu, jika ini tidak dikejar tentu berdampak bagi pertumbuhan anak-anak di Indonesia di masa yang akan datang," jelas Netty.
Begitu juga dengan fungsi puskesmas dengan jenis tenaga kesehatan yang sesuai standar.
“Saat ini sering menjadi kendala adalah banyak puskemas yang tidak standar, seperti kurangnya SDM maupun obat-obatan. Kedepannya hal itu tidak boleh terjadi lagi dan puskesmas harus menjadi tumpuan masyarakat dalam berobat karena keberadaannya yang langsung ada di tengah-tengah masyarakat,” katanya.