Oleh karena itu, perlu adanya kehati-hatian dalam pemilihan obat yang sesuai, sehingga tidak dapat memperburuk kondisi dan bahkan mungkin dapat menyebabkan kematian.
"Karena itu, sangat mungkin diperlukan beberapa macam obat untuk mengatasi berbagai gangguan tersebut, di samping obat antivirus dan vitamin-vitamin. Namun jika tidak mendapatkan obat yang sesuai, dapat memperburuk kondisi dan menyebabkan kematian," ungkap dia.
Menurut Zullies, dokter tentu akan mempertimbangkan manfaat dan risikonya dan memilihkan obat yang terbaik untuk pasiennya.
Sehingga tidak ada dokter yang ingin pasiennya meninggal dengan obat-obat yang diberikannya.
Interaksi Obat Merugikan
Interaksi obat dapat merugikan jika adanya suatu obat dapat menyebabkan berkurangnya efek obat lain yang digunakan bersama.
Baca juga: Polri Bakal Gelar Perkara Terlebih Dahulu Tentukan Nasib dr Lois
Atau bisa juga jika ada obat yang memiliki risiko efek samping yang sama dengan obat lain yang digunakan bersama, maka akan makin meningkatkan risiko total efek sampingnya.
Seperti contohnya obat azitromisin dan hidroksiklorokuin yang dulu digunakan untuk terapi Covid, atau azitromisin dengan levofloksasin.
Keduanya sama-sama memiliki efek samping mengganggu irama jantung.
Jadi jika digunakan bersama maka bisa terjadi efek total yang membahayakan.
Selain itu, interaksi obat dapat meningkatkan efek terapi obat lain.
Pada kasus tertentu, peningkatan efek terapi suatu obat akibat adanya obat lain juga dapat berbahaya jika efek tersebut menjadi berlebihan.
Misalnya efek penurunan kadar gula darah yang berlebihan akibat penggunaan insulin dan obat diabetes oral, bisa menjadi berbahaya.
Untuk itu, perlu dipilih obat yang paling kecil risiko interaksinya.