"Soalnya kalau sekolah online saya bisa mengeksplor cara-cara belajar, kalau sekolah tatap muka seringnya gurunya ngasih tugas dan kerjain tugas di buku tulis, kalau sekolah online bisa ngerjainnya di bentuknya macam-macam," kata Vania, siswa SMP 103 Jakarta.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Kepala Negara lalu menjelaskan alasan pemerintah menggelar pembelajaran secara online di masa Pandemi Covid-19.
Jokowi mengatakan pemerintah sebenarnya berencana membuka pembelajaran tatap muka pada Juli ini.
Namun, karena terjadi lonjakan kasus, maka rencana tersebut ditunda.
"Jadi gini masih pandemi, memang kemarin rencana bulan Juli belajar tatap muka tapi karena penyebaran virus meningkat sehingga rencana itu ditunda dulu," katanya.
Baca juga: Luhut Ungkap Pesan Presiden Jokowi Tiap Telepon soal PPKM Darurat, Sebut akan Dijadikan Bimbingan
Jokowi tahu bahwa siswa atau pelajar banyak yang sudah menginginkan belajar tatap muka, rindu bertemu teman-temannya di sekolah, bertemu guru, kerja kelompok dan lainnya.
Namun, hal itu belum bisa dilakukan karena pandemi masih terjadi.
Tidak hanya di Indonesia, laju peningkatan penyebaran virus juga terjadi di negara lain.
"Sehingga kita rem dulu untuk belajar tatap muka," katanya.
Jokowi berjanji apabila kasus Covid-19 sudah mulai mereda, maka pembelajaran tatap muka dapat segera dilakukan.
Namun, presiden mengingatkan, bila nantinya sekolah tatap muka dibuka, para siswa tetap disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Tapi hati hati kalau nanti sudah diperbolehkan belajar tatap muka tetap pakai masker, gak boleh dilepas, jaga jarak kalau mau bicara dengan teman, juga jangan berkerumun, harus disiplin semua karena pandemi Covid-19 belum berakhir," ujarnya.