"Ada yang masih di kelompok denial, yang tidak menerima, tidak percaya Covid," ungkapnya.
Masyarakat golongan pertama, ungkap Emil, konsumsi informasinya berupa konspirasi, covid bisnis, China kuasai RI, mikrocip, globalis, dicovidkan, settingan pemerintah, haram, endorser covid, dan lain-lain.
Sementara itu golongan kedua, yaitu percaya Covid-19 ada namun tidak taat prokes.
"Nah golongan yang beradaptasi yang kita doakan, yang sudah terjadi di Jepang di Eropa," ungkap Emil.
"Ujung-ujungnya kami berharap Indonesia masuk ke golongan tiga, yaitu menerima mau beradaptasi, move on, dan melakukan post covid lifestyle atau mindset," imbuhnya.
Baca juga: Indonesia Peringkat ke-15 Kasus Corona Dunia per 14 Juli 2021 dengan Total 2.670.046 Kasus Positif
Mayoritas Golongan Dua
Sementara itu Ridwan Kamil menilai mayoritas masyarakat Indonesia berada di golongan dua.
"Lebih banyak golongan dua menurut saya, menerima covid, tapi nggak denial, tapi belum taat prokesnya," ungkapnya.
Sedangkan golongan denial, disebut Emil sebagai noise minority.
"Jumlahnya nggak banyak, tapi bising," ungkapnya.
"Contohnya kita lagi ngebahas PPKM Darurat, ibaratnya kita sedang membangun jembatan yang putus, jembatannya faktua putus, kita lagi nyambung."
Baca juga: Laporkan Jerinx SID ke Polisi, Adam Deni Merasa Terancam, Bingung Dimaki-maki Suami Nora Alexandra
"Di seberang sana ada kelompok masyarakat yang masih ngebahas itu jembatannya putus oleh UFO, oleh alien atau oleh apa, jadi nggak produktif," ungkap mantan Wali Kota Bandung itu.
Emil menyebut, ia tidak akan fokus pada golongan pertama.
"Saya fokus mengembalikan ekonomi, ngendaliin kedaruratan, dan lain-lain," ungkap Emil.
Berita lain terkait Virus Corona
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)