"Memang dibutuhkan waktu antara 4 samapi 6 minggu, agar kapasitas obat dalam negeri kita bisa memenuhi kebutuhan peningkatan obat-obatan sebanyak 12 kali lipat ini," tuturnya.
Sejumlah obat-obatan yang banyak dicari masyarakat untuk terapi Covid-19, kata Budi, kini berangsur masuk ke pasaran, diantaranya yakni Azithromycin, Oseltamivir, dan Favipiravir.
Pada Agusutus nanti, diharapkan seluruh obat tersebut sudah banyak tersedia di pasaran.
Misalnya kata Budi, stok Azithromycin yang kini ada 11,4 juta vial secara nasional. Sebanyak 20 pabrik lokal memproduksi obat tersebut.
Baca juga: Panglima TNI: Konsep Perang Semesta Melawan Covid-19 Harus Dilaksanakan Secara Total
Sementara itu, stok Favipiravir saat ini sebanyak 6 juta vial di seluruh Indonesia.
Stok tersebut akan terus ditambah karena sejumlah produsen dalam negeri meningkatkan kapasitas produksinya.
Kemudian Oseltamivir, saat ini tersedia sebanyak 12 juta vial. Hanya saja untuk Oseltamivir nantinya akan diganti oleh Favipiravir.
"Favipiravir ini akan mengganti Oseltamivir sebagai obat antivirus."
"Kalau Azithromycin tadi antibiotik, Favipiravir ini masuk kategori antivirus yang oleh dokter-dokter ahli lima profesi di Indonesia sudah mengkaji dampaknya terhadap mutasi virus delta ini."
"Mereka menganjurkan agar antivirusnya digunakan Favipiravir," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Taufik Ismail)
Baca berita lainnya terkait Virus Corona.