News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Abaikan Seruan WHO, Jerman, Prancis dan Israel Tetap Berencana Gunakan Vaksin Booster

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jarum suntik dengan vaksin BioNTech diletakkan di atas nampan di pusat vaksinasi distrik di Ludwigsburg, Jerman Selatan, pada 3 Agustus 2021, di tengah pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung. - Jerman akan mulai menawarkan suntikan booster Covid-19 mulai September dan memudahkan anak berusia 12 hingga 17 tahun untuk mendapatkan suntikan, kata kementerian kesehatan, di tengah kekhawatiran tentang penyebaran varian Delta. (THOMAS KENZLE / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Jerman, Prancis dan Israel akan tetap melanjutkan rencana mereka untuk memberikan vaksin tambahan (booster) virus corona (Covid-19) dan mengabaikan seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebelumnya, WHO meminta negara besar atau maju untuk menunda pemberian booster hingga lebih banyak orang di seluruh dunia mendapatkan vaksinasi.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (6/8/2021), keputusan untuk tetap memberikan booster ini tentunya merupakan hal yang sangat kontroversial.

Baca juga: Vaksinolog : Booster Tak Bermanfaat Jika Orang di Sekitarnya Belum Divaksin

Baca juga: Vaksin: WHO serukan penangguhan vaksin booster di negara maju agar negara seperti Indonesia tambah pasokan

Terlepas dari pernyataan terkuat WHO yang menentang rencana booster di negara maju, hal yang paling disorot adalah tingginya ketidakadilan dalam upaya penanganan pandemi, saat negara-negara kaya meningkatkan program vaksinasinya untuk melindungi warga mereka dari varian Delta yang lebih menular.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa negaranya sedang berupaya untuk meluncurkan vaksinasi booster mulai September mendatang untuk kelompok orang tua dan mereka yang rentan terinfeksi Covid-19.

Begitu pula Jerman yang berencana memberikan booster kepada pasien dengan kondisi gangguan sistem imun tubuh (immunocompromised), kelompok lanjut usia (lansia) serta penghuni panti jompo mulai September mendatang.

Seperti yang disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) negara itu.

Foto yang diambil pada 30 Maret 2021 ini menunjukkan seorang anggota staf medis bersiap untuk memberikan dosis vaksin virus Corona Covid-19 Sinovac di sebuah universitas di Qingdao di provinsi Shandong timur China. (STR / AFP)

Kemudian Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett mendesak warganya yang termasuk dalam kategori lanjut usia (lansia) untuk mendapatkan booster, setelah pemerintah negeri zionis tersebut memulai kampanye pemberian dosis booster pada bulan lalu.

"Siapapun yang berusia di atas 60 tahun, dan belum menerima dosis ketiga, dia enam kali lebih rentan terhadap gejala parah Covid-19," kata Bennett dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu lalu menyerukan penghentian penggunaan vaksin booster hingga setidaknya akhir September mendatang.

"Tidak dapat diterima jika negara-negara kaya yang telah menggunakan sebagian besar vaksin untuk warganya, kembali menggunakan lebih banyak pasokan vaksin global," kata Tedros.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom (kedua dari kanan) berjalan bersama pejabat kesehatan Kuwait saat mengunjungi pusat vaksinasi Covid-19 di Kuwait International Fairground, di Kota Kuwait, pada 28 Juli 2021. (AFP)

Tingkat Ketimpangan

Menurut WHO, negara-negara berpenghasilan tinggi telah memberikan sekitar 50 dosis untuk setiap 100 warganya pada Mei lalu, dan jumlah itu kemudian meningkat dua kali lipat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini