"Tapi ini justru akan menjadikan pelaporan kita lebih akurat lagi,” terang dr Panji.
Baca juga: Pegawai Kereta Jerman Mogok Kerja, Minta Gaji Naik dan Bonus Covid-19 Sebesar Rp 10 Juta
Baca juga: Luhut Hapus Angka Kematian Covid-19, Epidemiolog Sebut Berbahaya: Bisa Salah Strategi dan Ekspektasi
Keterlambatan Update Data
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, drg Widyawati, MKM mengakui adanya keterlambatan dalam pembaharuan pelaporan dari daerah akibat keterbatasan tenaga kesehatan dalam melakukan input data akibat tingginya kasus di daerah pada beberapa minggu lalu.
“Tingginya kasus di beberapa minggu sebelumnya membuat daerah belum sempat memasukkan atau memperbarui data ke sistem NAR Kemenkes," ungkapnya.
“Lonjakan-lonjakan anomali angka kematian seperti ini akan tetap kita lihat setidaknya selama dua minggu ke depan,” jelas Widyawati.
Kemenkes pun sangat mengapresiasi pemerintah daerah yang telah melakukan pembaharuan data sesegera mungkin.
“Tentunya ini tidak mengurangi semangat kita untuk terus berpacu menyampaikan data yang transparan dan realtime kepada publik,” kata drg Widyawati.
Baca juga: Mengenal Vaksin Moderna, Disebut Sangat Manjur Tangkal Covid-19 dan Bedanya dengan Vaksin Lain
Baca juga: Penjelasan Satgas Covid-19 Terkait Syarat Vaksinasi bagi Pengunjung Mall
Data Kematian Harian Sepekan Terakhir
Berikut angka kematian harian sepekan terakhir yang Tribunnews.com rangkum dari laman Covid19.go.id:
11 Agustus 2021: 1.579
10 Agustus 2021: 2.048
9 Agustus 2021: 1.475
8 Agustus 2021: 1.498
7 Agustus 2021: 1.588
6 Agustus 2021: 1.635
5 Agustus 2021: 1.739
4 Agustus 2021: 1.747
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Tren Menurun Masyarakat Diminta Jangan Lengah
Sehingga, dalam sepekan terakhir, angka kematian harian Covid-19 selalu di atas 1.000 kasus.
Kematian harian mengalami lonjakan hingga tembus 2.000 kasus pada 10 Agustus 2021.
(Tribunnews.com/Nuryanti)