News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Boris Johnson Sampaikan Tanggapan Inggris Soal Varian Omicron

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers virtual tentang pandemi Covid-19, di dalam 10 Downing Street di pusat kota London pada 27 Januari 2021. Johnson mengatakan Rabu bahwa sekolah akan menjadi tempat pertama yang diizinkan untuk dibuka kembali, tetapi tidak sebelum 8 Maret paling cepat, setelah pemerintah menyelesaikan vaksinasi bagi orang-orang yang paling rentan pada pertengahan Februari.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengumumkan pengetatan aturan pembatasan virus corona (Covid-19), setelah varian Omicron ditemukan di Inggris.

Pengujian dan penelusuran pun akan diperkuat, dan melakukan aktivitas apapun hanya di dalam rumah juga sangat disarankan.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (28/11/2021), berbicara dalam konferensi pers pada Sabtu lalu, Johnson mengumumkan bahwa berdasarkan apa yang diketahui sejauh ini, varian Omicron yang baru saja ditemukan ini tampaknya lebih menular dibandingkan varian yang pernah ada.

Baca juga: Muncul Varian Omicron, PM India Perintahkan Evaluasi Rencana Pelonggaran Pembatasan Covid-19

Baca juga: WHO Umumkan Kemunculan Varian Baru B.1.1.529 atau Omicron Asal Afrika Selatan, Sebut Lebih Menular

Omicron bahkan diduga dapat menyebar diantara orang-orang yang telah divaksinasi penuh maupun mendapatkan tambahan dosis penguat (booster).

Oleh karena itu, Johnson mengumumkan serangkaian 'langkah-langkah yang ditargetkan dan pencegahan' baru untuk memperlambat penyebaran varian ini di Inggris, serta memberikan waktu kepada para ilmuwan untuk meneliti varian tersebut lebih lanjut.

Sebelumnya pada Jumat lalu, Inggris telah melarang perjalanan masuk dari Afrika Selatan dan tujuh negara di kawasan Afrika.

Kemudian pada Sabtu kemarin, negeri britania raya itu menambahkan empat negara lainnya ke daftar terlarang.

Johnson mengatakan bahwa meskipun ia tidak akan menghentikan siapapun yang ingin bepergian, pemerintahannya kini akan mewajibkan siapapun yang memasuki Inggris dari luar negeri untuk mengikuti tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dalam satu hari setelah kedatangan dan melakukan karantina diri hingga mereka bisa menunjukkan hasil tes negatif.

Semua kontak orang yang menghasilkan tes positif dengan kasus dugaan varian Omicron akan diminta untuk mengisolasi diri selama 10 hari, terlepas dari status vaksinasi mereka.

Tidak hanya itu, Johnson juga menyampaikan bahwa penggunaan masker pun sangat diperlukan di toko-toko maupun transportasi umum.

Mandat pemakaian masker Inggris ini sebelumnya memang telah dicabut, namun kembali diberlakukan pada Juli lalu, di tengah jeda musim panas dalam kasus Covid-19.

Kendati demikian, selama pengarahan yang disampaikannya pada Sabtu kemarin, Johnson tidak menentukan apakah pemakaian masker kali ini diwajibkan, karena saat ini ia hanya menyarankan saja.

Menggambarkan tindakan 'sementara dan pencegahan' sebagai 'tindakan yang bertanggung jawab', Johnson mengatakan aturan pemakaian masker ini akan dievaluasi ulang dalam tiga minggu, segera sebelum liburan Natal.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini