News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Varian Omicron di Indonesia Ditemukan pada Pasien yang Tidak ke Luar Negeri, Ini Kata Ahli

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron.

TRIBUNNEWS.COM - Varian baru Covid-19, Omicron di Indonesia ditemukan pada pasien yang tidak memiliki riwayat ke luar negeri.

Pasien tersebut adalah N, seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Lantas, publik pun menduga sebelumnya varian Omicron sudah masuk ke Indonesia, tetapi tidak terdeteksi.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan pendapatnya.

Nadia menyebut, masih banyak yang perlu dipelajari dari varian Omicron ini.

Menurutnya, kasus Omicron yang ditemukan di komunitas tidak hanya terjadi di Indonesia.

Nadia menyebut ada negara bagian di Amerika Serikat yang mengalami hal serupa, begitu juga dengan Spanyol dan Prancis.

Baca juga: Omicron: Apa yang bisa dipelajari dari pengalaman Afrika Selatan menghadapi varian baru ini?

Baca juga: Soal Kasus Omicron Pertama di Indonesia, Pemerintah Telusuri Riwayat Kontak Erat Pasien

Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi. (Tangkap layar kanal YouTube KompasTV)

"Kasus yang seperti kita alami, ini juga dialami negara bagian di Amerika Serikat, di Spanyol dan di Prancis."

"Jadi malah tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri dan mungkin saja dia tertular dari lingkungan yang banyak menangani pasien-pasien Covid-19, kemudian mutasi itu terjadi," kata Nadia, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Jumat (17/12/2021).

"Mengapa ini pada petugas kebersihan di karantina, yang artinya terlokalisir pada saat karantina, proses (mutasi, red) terjadi," tambah Nadia.

Sementara, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane juga turut memberi penjelasan.

Masdalina menyampaikan, hal itu bisa terjadi lantaran Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan di Indonesia hanya pada pasien yang terkonfirmasi positif saja.

Baca juga: Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia, Berikut Ciri-ciri Gejala dan Langkah Pencegahan

Baca juga: Omicron Mulai Masuk ke Indonesia, Ini Arahan Lengkap Jokowi ke Masyarakat

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane. (Tribunnews.com/Rina Ayu)

"Karena WGS kita saat ini lebih banyak melakukan pada mereka yang positif."

"Padahal mereka yang negatif juga bisa berkemungkinan beberapa hari kemudian itu positif atau mendapatkan omicron," jelas Masdalina.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini