TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih memberikan pernyataannya terkait Varian Omicron.
Daeng menyebut, para ahli sudah mengkonfirmasi bahwa Varian Omicron memang lebih ringan gejalanya dibanding dengan varian Covid-19 yang lain.
Namun Omicron ini penularannya bisa lima kali lebih cepat.
"Sudah dikonfirmasi oleh para ahli, gejala Omicron ini tidak lebih berat, malah lebih ringan. Tetapi kecepatan penularannya bisa lima kali."
Baca juga: Omicron Masuk Indonesia Sejak 27 November, Diduga Ditularkan oleh WNI yang Datang dari Nigeria
"Ada yang menyebut angka 500 persen, berarti 5 kali lebih cepat," kata Daeng dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (20/12/2021).
Lebih lanjut, Daeng menyebutkan, meski gejalanya lebih ringan tapi penularan Omicron ini bisa berakibat perburukan pada penderita penyakit HIV.
Serta penyakit lainnya yang dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh.
Daeng juga memperingatkan semua pihak agar tetap mewaspadai Varian Omicron ini.
Baca juga: WNI dari Nigeria yang Diduga Tularkan Omicron ke Petugas Kebersihan Wisma Atlet
Karena Omicron ini tetap memiliki potensi untuk menyebabkan transmisi lokal.
Oleh karena itu, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan obat-obatan tetap harus dipersiapkan.
Baca juga: Mutasinya Disebut Lebih Cepat, Apa Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Omicron dan Delta?
Terdeteksinya Omicron di Indonesia Bukti Pentingnya Karantina
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan, hasil pelacakan asal muasal masuknya Covid-19 varian Omicron ke Indonesia.
Hasilnya, kasus pertama diduga berasal dari warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021.
Setelah merunut kasus WNI yang positif Covid-19 di Wisma Atlet pada 14 hari ke belakang, kemungkinan besar indeks case (kasus pertama) Omicron adalah WNI, dengan inisial TF, usia 21 tahun, yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021.