Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pakar epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) Laura Navika Yamani, S.Si., M.Si., Ph.D., mengatakan terdapat empat karakteristik virus Covid-19 varian omicron yang membedakan dengan varian lainnya.
Diketahui, kasus Covid-19 varian omicron di Indonesia pertama kali terdeteksi pada Kamis (16/12/21).
Baca juga: Pertimbangkan Varian Omicron dan Kasus Covid-19 Usai Liburan, Ini Rekomendasi IDAI untuk PTM 2022
Baca juga: KSP Pastikan Pemerintah Siap Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Omicron
Sejak saat itu, jumlah kasus varian omicron di Indonesia terus bertambah setiap harinya.
Berikut empat karakteristik tersebut yang perlu diketahui seperri dikutip dari laman unair.ac.id, Senin (4/1/2021:
Daya Tular Lebih Meningkat Daripada Varian Delta
Laura mengungkapkan, sejak varian omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, dalam kurun waktu satu minggu saja kasus Covid-19 disana mengalami peningkatan sebanyak dua hingga tiga kali lipat.
Hal tersebut yang menjadi dasar varian omicron perlu diwaspadai karena daya tularnya lima kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan varian delta sebelumnya.
“Virus Covid-19 varian delta daya tularnya tujuh kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan virus yang pertama kali muncul di Wuhan, sedangkan omicron lima kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan varian delta. Jadi bisa dibayangkan bagaimana berbahayanya varian omicron ini,” tambah Laura.
Baca juga: PTM Digelar Saat Omicron Masuk Indonesia, Bagaimana Jika Ada Siswa yang Tertular?
Baca juga: Dampak Omicron Terhadap Ekonomi Amerika Tidak Seganas Perkiraan
Tingkat Keparahan Lebih Rendah
Meski menular cepat, varian omicron memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan varian Delta.
Namun diperlukan langkah antisipasi lebih awal agar tidak banyak orang yang terinfeksi yang berisiko terjadi penularan yang lebih luas.
“Apabila tidak dibendung maka kasusnya akan semakin banyak dan mungkin bisa menyebabkan fasilitas kesehatan overload. Ketika fasilitas kesehatan penuh, maka penanganan pasien bisa terlambat sehingga keparahan penyakit pasien meningkat atau bahkan bisa menyebabkan kematian,” ucap Laura.
Deteksi Varian Omicron Gunakan PCR-SGTF