Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu yang lalu ada pembicaraan terkait perubahan status dari pandemi menjadi endemi.
Namun kemunculan varian Omicron menegaskan jika saat ini situasi masih pandemi dan belum berganti. Masih ada kemungkinan lonjakan kasus, apa lagi varian Omicron
Varian Omicron memang memiliki tingkat infeksi yang sangat tinggi. Sehingga mudah menyebar dan menular. Bahkan dua kali lebih cepat dari pada varian Delta.
Oleh karenanya, menurut Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman Indonesia, perlu strategi yang cepat dan tepat.
Untuk strategi, Dicky menyebutkan jika sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan Delta. Hanya lebih diperkuat. Dimulai dari memperketat pintu masuk negara.
Baca juga: Antisipasi Rumah Sakit Penuh, Pasien Positif Covid-19 OTG Atau Gejala Ringan Disarankan Isoman
"Karena jangan sampai kecolongan. Jangan ada varian lain lagi yang masuk. Kemudian di dalam negeri sendiri testing, treacing dan treatment (3T) harus ditingkatkan," ungkap Dicky pada Tribunnews, Senin (31/1/2022).
Selain itu, setelah menemukan kasus, penting untuk mengarahkan masyarakat yang terinfeksi melakukan isolasi mandiri (isoman).
Walau pun kasus yang dijumpai memiliki gejala yang lebih ringan, penting untuk memastikan mereka dalam program isoman.
"Kalau pun testing terbatas, karena keterbatasan SDM dan biaya ga masalah, yang penting masuk isoman dan karantina. Supaya tidak menularkan dan orang lain menjadi korban," paparnya lagi.
Baca juga: Menkes: Pasien OTG Omicroni dengan Batuk, Pilek, dan Sedikit Demam Tak Perlu Dirawat di Rumah Sakit
Dicky pun mengingatkan masyarakat untuk tidak lupa melaksanakan protokol kesehatan. Terutama menggunakan masker. Lalu mengejar cakupan vaksinasi Covid-19.
Namun negara, kata Dicky tidak mampu mengejar kecepatan penularan varian Omicron dengan vaksinasi Covid-19. Karenanya perlu cara lain untuk mengurangi jatuhnya korban dari varian ini.
"Langsung loncat ke yang rawan, lindungi mereka dengan memberikan vaksinasi dua dosis atau booster. Lindungi anak-anak dengan dosis vaksinasi lengkap. Termasuk orang yang berada sekitarnya," tegas Dicky.
Lalu yang terpenting, pemerintah mesti bekerjasama dengan leader, tokoh masyarakat dan stakeholder untuk menyampaikan narasi protokol kesehatan pada masyarakat.