News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kemenkes Ungkap Penyebab Terjadinya Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siti Nadia Tarmizi saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2020).

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap alasan terjadinya kasus Covid-19 yang melonjak.

Seperti diketahui, kasus Covid-19 di Indonesia belakangan ini mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada Minggu (30/1/2022), kasus Covid-19 dilaporkan mengalami penambahan sebanyak 12.422 kasus.

Kemudian pada Senin (31/1/2022), terjadi penambahan sebanyak 10.185 kasus baru.

Lantas, apa yang membuat kasus Covid-19 kembali melonjak?

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, membenarkan terjadinya kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir.

Namun menurutnya, meningkatnya kasus Covid-19 ini sejalan dengan upaya testing dan tracing yang dilakukan dan ditingkatkan.

"Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujar dr. Nadia dalam keterangan pers di laman Kemenkes.

Baca juga: 4 Poin Penting Arahan Presiden Terkait Evaluasi PPKM: Percepat Vaksinasi

Baca juga: Pasien Isoman untuk Dapat Akses Telemedisin dan Obat Gratis dari Kemenkes, Begini Alurmya

Menurutnya, kenaikan positivity rate ini menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing.

Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu.

Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru.

"Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” terang dr. Nadia.

Saat ini, Kemenkes telah melakukan antisipasi dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur perawatan Covid-19.

Baca juga: Kemenkes Imbau Perayaan Imlek Digelar Terbatas, Cegah Penularan Omicron

Baca juga: Gejala Paling Khas yang Dialami Pasien Omicron: Gatal Tenggorokan hingga Batuk Kering

Secara nasional, total ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan Covid-19 saat ini berjumlah 78.825 yang dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur.

"Untuk Jakarta sendiri, BOR di 196 rumah sakit rujukan saat ini di 6.496 dari 13.777 kapasitas tempat tidur yang tersedia. Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak,” papar dr. Nadia.

Agar angka kasus ini tidak bertambah semakin besar, dr. Nadia meminta agar masyarakat tetap patuh untuk menjalankan protokol kesehatan.

Selain itu, ia juga meminta agar vaksinasi booster terus dilakukan dan tetap waspada.

“Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedicine yang tersedia," kata dia.

(Tribunnews.com/Tio)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini