TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menanggapi kondisi Covid-19 di Indonesia yang terus mengalami kenaikan akibat adanya varian Omicron.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam unggahan di akun Instagram resminya @jokowi, Minggu (13/2/2022).
Jokowi menyebut angka kasus harian Covid-19 di Indonesia saat ini terus menanjak hingga mendekati puncak kasus Delta pada Juli tahun lalu.
Varian Omicron ini memang menjadi penyebab peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia karena Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi.
Baca juga: Cegah Omicron, Binda Kalteng Genjot Vaksinasi Covid-19
Namun tingkat fatalitas Omicron ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan varian Delta.
"Pandemi Covid-19 di tanah air, sesuai perkiraan, tengah menanjak dengan angka positif harian mendekati puncak kasus seperti bulan Juli tahun lalu."
"Varian Omicron yang menyebar kali ini memiliki tingkat penularan yang tinggi, tetapi tingkat fatalitasnya lebih rendah dibandingkan varian Delta," tulis Jokowi dalam unggahan di akun Instagram resminya @jokowi, Minggu (13/2/2022).
Oleh karena itu Jokowi pun meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang menanggapi adanya varian Omicron di Indonesia.
Baca juga: Epidemiolog Minta Pemerintah Audit Kematian Pasien Covid-19 Meski Telah Vaksin 2 Kali
Namun masyarakat juga harus terus disiplin menjaga protokol kesehatan dan mengurangi aktivitas yang tidak perlu.
Hal tersebut harus dilakukan guna mencegah peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.
"Saya meminta masyarakat untuk tetap tenang, disiplin menjaga protokol kesehatan dan kurangi aktivitas yang tidak perlu," terang Jokowi.
Jokowi juga mengimbau masyarakat untuk segera vaksin bagi yang belum divaksin.
Baca juga: Update 14 Februari: Berkurang 259 Orang, Pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Jadi 3.759 Orang
Lalu bagi yang sudah divaksin dosis lengkap untuk segera mendapatkan vaksinasi booster jika sudah waktunya.
"Bagi yang belum divaksin agar segera divaksin. Bagi yang sudah divaksin lengkap dan sudah waktunya untuk disuntik vaksin penguat, booster, agar segera vaksin booster," pungkasnya.
Baca juga: Banyak Nakes Positif Covid-19, Kemenkes Minta RS dan Dinkes Pasang Strategi Ini untuk Hadapi Omicron
Kemenkes: 66 Persen Kasus Covid-19 Meninggal Belum Divaksin
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, pemerintah terus berupaya menekan angka penularan kasus COVID-19 yang didominasi varian Omicron.
Hingga Jumat (11/2/2022) pukul 17.00 WIB, pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 29 persen dari total kapasitas tempat tidur dan isolasi yang disediakan untuk pasien COVID-19 secara nasional.
Sebagian besar pasien yang masuk rumah sakit juga memiliki gejala ringan dan tanpa gejala (OTG).
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat agar mengikuti program vaksinasi.
Baca juga: Kasus Covid Terus Naik, BOR di Bawah 60 Persen, Presiden Jokowi Minta Masyarakat Tenang
"Data Kemenkes periode 21 Januari hingga 8 Februari 2022 menunjukkan dari 487 pasien COVID-19 yang meninggal, 66 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap."
"Kami terus mendorong masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi yang telah disediakan secara gratis oleh pemerintah, termasuk vaksinasi booster, terutama bagi mereka yang lansia," ujar Nadia, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan.
Hingga 9 Februari 2022, Indonesia telah memiliki lebih dari 500 juta vaksin dan hingga 11 Februari 2022 pukul 12.00 WIB, total 187,9 juta (90,23 persen) jumlah masyarakat Indonesia telah divaksinasi dosis 1 dan 134,6 juta (64,64 persen) telah divaksinasi dosis 2.
Masyarakat diimbau untuk mengikuti program vaksinasi pemerintah karena vaksinasi telah terbukti secara ilmiah mampu mengurangi risiko terburuk akibat terinfeksi COVID-19.
Baca juga: Covid-19 di Depok: Balita dan Bayi Tertular, 27 Warga Meninggal, Layanan Ambulans Digencarkan
Jarak waktu terbaik untuk mendapatkan booster COVID-19 adalah minimal 6 bulan setelah menerima vaksinasi kedua.
Kemudian, apabila apabila seseorang mendapatkan booster di bulan ke 6-9, maka antibodi yang diproduksi bisa sampai 12,5 – 88,9 kali lipat, tergantung merek vaksin booster yang digunakan.
Meski begitu, vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk mampu mengurangi dampak terburuk COVID-19.
Pemerintah selalu menghimbau, cara terbaik adalah melengkapi vaksinasi bersama protokol kesehatan yang disiplin seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Lewat semua cara pencegahan yang bisa dilakukan baik oleh pemerintah dan masyarakat, diharapkan penularan COVID-19 yang didominasi Omicron bisa segera dilalui dan dikendalikan secepatnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Widya Lisfianti)