Tetapi laporan tersebut tidak mengevaluasi variasi penurunan kekebalan berdasarkan usia, kondisi kesehatan yang mendasarinya, atau status immunocompromised seseorang.
Para ahli mengatakan temuan itu tidak terduga karena penelitian telah menunjukkan penurunan efektivitas vaksin setelah dua dosis.
Baca juga: Demam dan Flu Saat Pandemi Tapi Tak Mau Tes Antigen atau PCR, Begini Saran Jubir Covid-19
CDC Merekomendasikan Vaksinasi Booster
Dikutip dari The Washington Post, efektivitas vaksin dapat mengurangi risiko rawat inap, meski pada bulan keempat, vaksin booster menjadi kurang efektif.
Dalam sebuah pernyataan, CDC mengatakan booster “aman dan efektif” dan penelitian menunjukkan dosis ketiga vaksin mRNA terus menawarkan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah, bahkan berbulan-bulan setelah pemberian.
Selain itu, orang yang disuntikkan jenis vaksin yang sama (homolog) lebih sedikit mengalami reaksi pasca vaksinasi booster dibandingkan pemberian dosis kedua.
Atas hasil penelitan tersebut, CDC meminta penyedia vaksin untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait reaksi apa yang dapat terjadi setelah pemberian vaksin.
Sekitar 91 juta orang Amerika telah menerima booster.
Menurut data CDC, hampir 8 juta telah mendapatkan booster, setidaknya empat bulan lalu.
Sedangkan, sebagian besar orang yang memenuhi syarat untuk booster belum menerimanya.
Ada lebih dari sepertiga orang rentan berusia 65 dan lebih tua yang telah menerima dua dosis penuh, namun belum menerima booster.
Untuk itu, CDC meminta semua orang yang memenuhi syarat mendapat vaksin booster agar mendapatkan informasi terbaru tentang vaksinasi Covid-19 yang direkomendasikan untuk mencegah rawat inap terkait Covid-19 dan kunjungan ED/UC.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Covid-19