TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi membuat banyak pelonggaran kebijakan karantina seperti jemaah umrah, dan juga shaf berdiri ketika sholat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Kebijakan ini disambut gembira, dan diharapkan juga bisa dilaksanakan pada ibadah Haji tahun ini.
Vaksinasi Covid-19 menjadi satu kunci utama dasar pengendalian situasi epidemiologi di suatu negara. Bukan tidak mungkin cakupan vaksinasi ini pula yang jadi pertimbangan kebijakan di Arab Saudi itu.
"Hal yang sama perlu kita pertimbangkan untuk transisi kebijakan di Indonesia nantinya," ungkap Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama, Senin (7/3/2022).
Berdasarkan laman Our World in Data 5 Maret 2022 disebutkan 67,8 persen warga Saudi Arabia sudah mendapat vaksinasi lengkap.
Sementara dilaman yang sama menyebutkan bahwa Indonesia memvaksinasi 53,3 persen dari total penduduk. Angka rata-rata cakupan vaksinasi dunia adalah 55,9 persen.
"Indonesia masih sedikit dibawah rata-rata dunia dan cakupan di Saudi Arabia sudah sekitar 15 persen di atas rata-rata dunia," ujarnya.
Baca juga: Arab Saudi Hapus Karantina, Kemenag akan Bicarakan Aturan Baru dengan BNPB dan Kemenkes
Merujuk pada data Kementerian Kesehatan kita per 6 Maret 2022 maka cakupan vaksinasi lengkap adalah 71,03 persen dari target sasaran yang ditentukan sebanyak 208.265.720 penduduk, jadi memang denominatornya berbeda.
Sementara terkait vaksin booster, laman Our World in Data menyebutkan, sampai 15 Februari 2022 Saudi Arabia sudah memberikan booster pada 28 persen penduduknya, mungkin di awal Maret sudah mendekati sekitar 30 persen.
Laman yang sama menunjukkan data untuk Indonesia per 5 Maret 2022, yang disebutkan cakupan booster adalah 4,5 persen dari total penduduk.
Kementerian Kesehatan per 6 Maret 2022 menunjukkan bahwa 5,98 persen warga Indonesia sudah mendapat booster.
"Cakupan booster kita harus terus ditingkatkan secara intensif untuk memberi perlindungan optimal bagi kita semua," harap dia.