TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan menilai kinerja pemerintah dalam mengendalikan gelombang ketiga Covid-19 sangat baik.
Sebab, kata Iwan, tidak terjadi kekurangan tempat perawatan, oksigen, dan ventilator seperti pada periode Delta.
"Tingkat kematian jauh lebih rendah dari periode Delta," kata Iwan Ariawan dalam pernyataannya, Senin (7/3/2022).
Dia pun mengakui tingkat kematian periode Omicron ini jauh lebih rendah dari periode Delta.
"Analisis dari data kematian pada orang yang terinfeksi Covid-19 pada periode Omicron (1 Januari 2022 - 28 Feb 2022) menunjukkan risiko kematian paling tinggi berada pada lansia dengan komorbid dan belum divaksin," katanya.
Menurut dia, lebih rendahnya tingkat kematian ini karena sifat varian Omicron yang lebih cepat menular namun fatalitasnya rendah.
"Dan juga karena proporsi penduduk Indonesia yang sudah memiliki antibodi Covid-19 karena vaksinasi atau riwayat terinfeksi sudah tinggi," ujarnya.
Dia pun mengakui bahwa kondisi yang lebih baik itu karena vaksinasi Covid-19 yang digencarkan pemerintah.
"Iya, survei menunjukkan orang yang sudah divaksin memiliki antibodi yang tinggi," pungkasnya.
Baca juga: Terus Turun, BOR di RS Rujukan Covid-19 DKI Tercatat 29 Persen, ICU 40 Persen
Sementara itu Anggota Komisi IX DPR Elva Hartati mengatakan bahwa vaksinasi menjadi faktor utama untuk adanya peningkatan kesembuhan pasien Covid-19.
"Tentunya juga adanya kesadaran masyarakat mengenai Covid-19 dan penanganannya serta respons dan kesiapan pemerintah yang lebih baik," kata Elva Hartati.
Elva melihat saat ini tren kasus positif harian cenderung menurun dan ini patut disyukuri. "Namun, saya tetap mendesak Kementerian Kesehatan untuk terus mengintensifkan testing dan tracing terutama di seluruh daerah yang melaporkan kasus positif," ungkap Elva.
Menurut dia, testing dan tracing itu penting mengingat Omicron sangat cepat tersebar. "Semoga tren menurun ini terus terjadi sehingga pandemi segera terkendali," katanya.
Elva juga bersyukur dengan kasus kesembuhan yang tinggi saat ini. Hal tersebut menurut dia, menunjukkan penanganan dan imunitas masyarakat saat ini lebih baik.
"Khusus untuk tingkat kematian, saya cenderung melihat adanya peningkatan jika dibandingkan dengan prediksi awal terkait Omicron. Saat ini tingkat kematian kita tertinggi ketiga di dunia dengan angka fatalitas Observed Case Fatality Ratio (CFR) 2,7 persen. Di bawah Peru dan Meksiko," ujarnya.
Maka itu, kata dia, harus ada proses evaluasi mendetail terkait hal ini khususnya terkait penyebab kematian.
"Apakah komorbid ataukah penanganan yang terlambat karena masyarakat cenderung isolasi di rumah," pungkasnya.(Willy Widianto)