TRIBUNNEWS.COM - Saat orang Amerika mulai melepas masker mereka, sub-varian Omicron BA.2 dengan cepat menyebar ke seluruh negeri.
Kasus baru Covid-19 meningkat hampir seperempatnya, menurut perkiraan pejabat kesehatan seperti dilansir CBS News.
Ahli menyebut BA.2 sekitar 30 persen lebih mudah menular daripada Omicron, tetapi tampaknya tidak lebih parah.
Terlepas dari penyebaran sub-varian baru, kasus harian dan rawat inap di AS terus menurun meski kematian meningkat.
"Kami telah mengawasinya dengan cermat, tentu saja," kata sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki kepada wartawan, Senin.
"Kami memperkirakan beberapa fluktuasi, terutama pada level yang relatif rendah ini, dan, tentu saja, akan meningkat."
Baca juga: Korea Selatan Laporkan Rekor Kasus Covid-19, Varian Omicron Menyebar dengan Cepat
Baca juga: Omicron Siluman BA.2 Perlu Diwaspadai, Lakukan Vaksinasi Segera
Sementara itu di Inggris, kasus naik sekitar 52 persen pada minggu kedua Maret 2022 dan rawat inap naik 18 persen.
Lonjakan itu terjadi hampir tiga minggu setelah negara itu mencabut aturan pembatasan Covid-19.
Di China, infeksi Covid meningkat dengan cepat.
Kasus harian melonjak sekitar 14 persen dalam beberapa hari terakhir.
Andy Slavitt, mantan penasihat senior Gedung Putih untuk pemerintahan Biden, mengatakan orang Amerika seharusnya tidak terlalu khawatir dengan sub-varian baru.
"Ketika ada gelombang lagi, hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk keluarga Anda adalah mendapatkan vaksinasi dan booster," katanya kepada koresponden CBS News Nikki Battiste.
"Hal kedua yang akan saya katakan adalah ketika COVID terjadi lagi, tidak apa-apa memakai masker meskipun tidak diwajibkan oleh pihak berwenang."
Gedung Putih mengatakan pemotongan dana Covid dapat disahkan paling cepat minggu depan.
Maka, penyedia medis tidak akan lagi dapat mengajukan klaim untuk perawatan COVID, tes, atau vaksinasi untuk yang tidak diasuransikan.
Ahli: Orang yang Sudah Terpapar Varian Omicron akan Lebih Kebal Terhadap BA.2
Akhir Januari lalu, seorang ahli medis di Australia menyebut ada "kabar baik" bagi seseorang yang sudah terinfeksi Covid-19 varian Omicon.
Norman Swan, komentator medis ABC, berbicara kepada ABC Radio National pada Senin (31/1/2022) tentang varian "anak Omicron".
Dr Swan menjelaskan BA.2 adalah "sub-varian" dari Omicron (BA.1), yang menjadi strain dominan di Australia sebelum Natal.
Para peneliti masih mempelajari sub-varian ini.
Namun Dr Swan mengatakan, "kabar baik" sejauh ini dari penelitian awal adalah bahwa orang yang terinfeksi BA.1, yang merupakan varian Omicron yang muncul tahun lalu, mungkin kebal terhadap sub-varian BA.2 dan BA.3 yang saat ini sedang berkembang.
Baca juga: Kasus Omicron Naik, PHRI Siap Tambah Jumlah Hotel untuk Isolasi Pasien Covid-19
Baca juga: Kasus Omicron Meningkat, Menparekraf: Belum Ada Rencana Penutupan Tempat Wisata
Dr Swan menekankan bahwa sub-varian ini tidak melindungi seseorang terhadap varian lain, seperti varian Delta.
"Kabar baiknya adalah dari penelitian lain, bahwa jika Anda memiliki Omicron, infeksi, Anda cukup tahan terhadap infeksi Omicron kedua," kata Dr Swan kepada ABC.
"Dan sepertinya Anda juga akan resisten terhadap BA 2, atau bahkan BA 3."
"Jika Anda pernah mengalaminya, itu kabar baik."
"Dan sudah banyak orang yang mengalaminya."
Perlindungan tergantung pada tingkat keparahan infeksi
Profesor Catherine Bennett, Ketua Epidemiologi di Deakin University, mendukung pernyataan Dr Swan.
Namun ia mengatakan kepada Yahoo News Australia bahwa kekebalan itu tergantung pada seberapa parah infeksi Omicron itu.
"Setelah terinfeksi Omicron, kemungkinan kita akan mengalami tingkat infeksi ulang dalam varian yang sama rendahnya seperti yang kita lihat sebelumnya," kata Prof Bennett.
Baca juga: Gejala Khas pada Pasien Omicron, Gatal Tenggorokan Kemudian Nyeri dan Batuk Kering
Baca juga: Sub-varian Omicron BA.2 Disebut 1,5 Kali Lebih Menular, Sudah Menyebar ke Hampir Sebagian AS
Bennett mengatakan infeksi yang berumur pendek dapat berarti seseorang tidak memiliki kekebalan protektif, dan karena itu dapat terinfeksi lagi.
"Tetapi jika Anda memang memiliki gejala infeksi, kemungkinan besar Anda akan terlindungi dari infeksi Omicron lain untuk beberapa waktu," ujarnya.
"Kekebalan ini pada akhirnya akan berkurang."
"Tetapi setidaknya untuk beberapa bulan pertama, Anda memiliki satu varian yang lebih sedikit untuk dikhawatirkan."
Kekebalan Omicron tidak melindungi pasien terhadap varian lain
Namun, kabar buruknya adalah tes positif Omicron tidak melindungi seseorang dari varian lain.
Dr Swan memperingatkan orang-orang untuk tidak boleh sengaja untuk terpapar virus dan tidak boleh memperlakukannya sebagai pengganti vaksin.
"Hal lain yang perlu dikatakan di sini adalah bahwa ada beberapa orang yang belum divaksinasi dan berpikir bahwa ini adalah berita bagus untuk pergi keluar dan terpapar Omicron dan berharap akan kebal," katanya kepada program tersebut.
Baca juga: Dokter Paru Ungkap Apa Saja Gejala Omicron: Batuk, Gatal, dan Nyeri Tenggorokan, Tak Selalu Demam
Baca juga: Ciri-ciri Varian Omicron yang Perlu Diketahui, dari Flu Biasa hingga Tingkat Perawatan yang Rendah
"Buktinya adalah bahwa Anda diimunisasi dengan baik terhadap Omicron tetapi tidak kebal terhadap varian lain."
"Vaksin memberi Anda kekebalan yang jauh lebih luas daripada infeksi Omicron."
"Jadi jika Anda berpikir bahwa Omicron menggantikan vaksin, itu bukan kabar baik."
Warga juga diminta untuk tidak menghadiri "pesta Covid" di mana orang dengan sengaja mencoba terinfeksi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)