News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Sebaran Kasus Aktif Covid-19 Minggu, 27 Maret 2022: Jawa Barat Tertinggi, Papua Masuk 3 Besar

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Update Covid-19 Indonesia: Sebaran Kasus Aktif Covid-19 Minggu, 27 Maret 2022

- PAPUA BARAT: 163

- MALUKU 86

Baca juga: Booster Jadi Syarat, Satgas Covid-19 Bantah Pemerintah Larang Mudik Secara Halus

Modal Imunitas dan Hasil Survei Serologi Belum Menjamin Aman dari Bahaya Infeksi Covid-19

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman terus mengingatkan dampak Covid-19 meskipun tahun 2022 cakupan vaksinasi global dan nasional jauh lebih baik.

"Memang sudah ada modal imunitas dan tampak dari hasil serologi survei. Tapi perlu diingat, musuh tidak melemah."

"Virus penyebab Covid-19 tidak melemah," ungkapnya pada Tribunnews, Sabtu (26/3/2022).

Bahkan jika melihat dari trend saat ini, Dicky menyebutkan jika Omicron sub varian BA.2 bisa tempatkan sebagai virus yang paling diwaspadai.

Hal ini karena ia infeksius dan paling cepat menular. Dan itu, kata Dicky, hampir serupa dengan campak.

Baca juga: Satgas Covid-19 Ungkap Alasan Pemerintah Perbolehkan Mudik

"Di muka bumi saat ini, sub varian BA.2 menujukkan situasi tidak main-main. Dan ingat, kita merespon pandemi ini sebetulnya yang kuat dan relatif maksimal baru satu tahun yaitu sejak 2021," kata Dicky lagi.

Pada tahun sebelumnya, Indonesia kata Dicky cukup berat menghadapi Covid-19.

Baru di tahun 2021 Indonesia memiliki vaksin Covid-19 sebagai strategi.

Selain itu, banyak negara sudah mengenal protokol kesehatan dan kombinasi pembatasan kegiatan.

Namun itu baru satu tahun, dan Dicky menegaskan jika masalah belum selesai.

"Dan ini harus kita sikapi dengan penuh kehati-hatian. Jangan sampai jerih payah 2021 jadi mundur. Bahkan banyak negara melonggar."

Baca juga: Jelang Ramadan, Binda Banten Genjot Vaksinasi Sasar Kelompok Rawan Terpapar Covid-19

"Apa yang terjadi di Eropa dan Cina, sebagian sudah ada yang lockdown. Itu menujukkan belum benar-benar lepas," tegasnya.

Ia pun menyarankan negara untuk jangan terlalu melonggarkan aturan karena berbahaya.

Pemerintah harus tetap memainkan gas dan rem. Tapi memang tidak seketat seperti sebelumnya.

"Tapi kalau benar-benar dilepas ini berbahaya. Jadi sekali lagi dengan adanya pelonggaran silakan. Tidak ada karantina, tes itu bisa."

"Tapi 5M jangan lepas. Masker lepas, pembatasan kapasitas lepas, ini berbahaya," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini