TRIBUNNEWS.COM - Kasus Covid-19 di Indonesia telah menurun dalam beberapa minggu terakhir.
Awal Januari 2022 lalu, penambahan kasus positif di Indonesia mulai meningkat, seiring menyebarnya varian Omicron.
Puncaknya ialah pada 16 Februari 2022, dengan tambahan kasus mencapai 64.718.
Memasuki bulan Maret, kasus positif Covid-19 mulai turun hingga menjadi di bawah 10.000 kasus dalam beberapa hari terakhir.
Grafik perkembangan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di situs covid19.go.id juga terlihat melandai.
Kasus positif di Indonesia memang telah menurun, tapi apakah situasi yang sama terjadi di seluruh dunia?
Menurut situs Fodors Travel, kasus Covid-19 di 10 negara berikut ini sedang tinggi-tingginya.
Negara-negara di Eropa mendominasi penyebaran kasus Covid-19 saat ini.
Sehingga, Anda mungkin perlu mempertimbangkan kembali jika berencana berlibur ke negara-negara ini.
1. Inggris
Sebulan yang lalu, Inggris menghapus semua pembatasan Covid-19 dan memulai rencana "hidup berdampingan dengan Covid-19, yang juga melepaskan persyaratan isolasi diri setelah tes positif.
Pada 21 Maret, Inggris mencatat rekor tertinggi kasus harian Covid-19 di angka 226.524.
Minggu ini, jumlahnya turun menjadi 215.001, tetapi rawat inap dan kematian masih meningkat.
Dr. Fauci mengatakan bahwa peningkatan beban kasus disebabkan oleh varian yang lebih menular, berkurangnya kekebalan, dan terbukanya masyarakat dan orang-orang yang berbaur di dalam ruangan.
Ratu Elizabeth, Pangeran Charles, dan Camilla juga dinyatakan positif pada Februari.
Baca juga: Kasus Covid-19 Menurun, Perusahaan Mulai Manfaatkan Momentum Pemulihan Ekonomi
2. Jerman
Pada bulan Februari, Jerman mengumumkan sedang mencari pelonggaran pembatasan secara bertahap.
Pada 20 Maret, Jerman mengakhiri sebagian besar pembatasan.
Namun, Menteri Kesehatan Karl Lauterbach pada 11 Maret menyebut situasinya kritis karena negara itu menyaksikan lonjakan besar dalam kasus.
Pekan lalu, Jerman mencatat lebih dari 300.000 kasus harian untuk pertama kalinya.
Bahkan ketika negara itu bergulat dengan tingkat infeksi yang tinggi, anggota parlemen justru memilih untuk melonggarkan pembatasan dan pengujian, sebuah langkah yang menurut menteri kesehatan terlalu cepat dilakukan.
3. Prancis
Prancis juga melonggarkan pembatasan pada bulan Maret, memungkinkan orang untuk pergi tanpa masker dan membiarkan individu yang tidak divaksinasi mengunjungi restoran dan acara umum.
Namun, rawat inap menunjukkan tren yang meningkat.
Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 selama 24 jam terakhir adalah 21.073, ini adalah lonjakan harian tertinggi sejak 1 Februari.
4. Italia
Sebagai salah satu negara yang paling parah terkena dampak di dunia, Italia telah mencatat 158.877 kematian terkait virus corona menurut Reuters, yang paling banyak kedua di Eropa setelah Inggris.
Kasus-kasus memuncak lagi dengan peningkatan harian rata-rata lebih dari 70.000.
Italia tidak akan memperbarui status daruratnya setelah 31 Maret dan mandat masker luar ruangan juga telah dihapus.
5. Korea Selatan
Korea Selatan mungkin saat ini tengah kewalahan mengahadapi kasus baru.
Korea Selatan melaporkan rata-rata lebih dari 300.000 infeksi baru setiap hari, yang merupakan terbanyak di dunia saat ini.
Beban kasus telah meningkat menjadi lebih dari 12 juta sejak pandemi dimulai.
Satu dari lima warga Korea Selatan juga telah terinfeksi dalam dua tahun terakhir.
Pasien meninggal juga meningkat dan krematorium terhambat oleh banyaknya permintaan.
Korea Selatan memiliki pembatasan ketat untuk mengendalikan penyebaran sejak pandemi dimulai, tetapi sudah mulai mereda dan mulai 1 April.
Negara itu tidak lagi mengharuskan pelancong asing untuk dikarantina jika mereka divaksinasi dan dibooster.
Baca juga: Erick Thohir Sebut Vaksin Covid-19 Buatan BUMN Hadir Pertengahan Tahun Ini
6. China
China melaporkan hampir 5.000 kasus per hari, tertinggi yang pernah terjadi.
Pusat keuangannya, Shanghai, telah diidentifikasi sebagai salah satu titik panas penyebaran.
Kota berpenduduk 26 juta itu akan di-lockdown secara bertahap selama sembilan hari karena penduduknya menjalani tes massal.
Penduduk tidak diizinkan meninggalkan rumah kecuali untuk dites, dan transportasi umum akan dihentikan.
Ini akan menjadi lockdown paling luas yang telah diterapkan negara itu dalam dua tahun.
Hal itu memicu panic buying di kalangan masyarakat.
7. Thailand
Bepergian ke Thailand menjadi lebih mudah dalam beberapa minggu terakhir sebagai upaya negara tersebut untuk mendorong pariwisata.
Sekarang negara Asia itu telah mengumumkan bahwa mereka akan membatalkan persyaratan pra-tes untuk pendatang asing mulai 1 April.
Tetapi turis masih perlu mengikuti tes pada saat kedatangan dan pada hari kelima.
Tetapi para pelancong harus tahu bahwa kasus-kasus Covid-19 meningkat di negara ini.
Rata-rata harian tercatat lebih dari 25.000 dan kematian juga meningkat.
8. Siprus
Infeksi terus meningkat di Siprus dengan rata-rata tertinggi 4.800 kasus harian.
Negara di Timur Tengah ini belum melonggarkan mandat maskernya, jadi semua orang perlu memakai masker di dalam dan di luar ruangan dan ada protokol jarak sosial yang berlaku.
9. Yunani
Tidak seperti negara-negara Eropa lainnya, Yunani belum sepenuhnya menangguhkan aturan masker.
Anda tetap diharuskan memakai masker di dalam ruangan dan di luar ruangan yang padat.
Namun, negara ini melaporkan rata-rata lebih dari 20.000 kasus setiap hari dan CDC telah menambahkannya ke daftar Level 4: Jangan Bepergian.
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis juga dinyatakan positif baru-baru ini.
10. Israel
Lonjakan lain sedang dilaporkan di Israel, Perdana Menteri Naftali Bennett juga dinyatakan positif minggu ini.
Lebih dari 14.000 kasus dilaporkan rata-rata setiap harinya dan negara tersebut telah memutuskan untuk menunda pelonggaran mandat dari 1 April hingga 1 Mei.
Varian baru—kombinasi sub-varian Omicron BA.1 dan BA.2—juga ditemukan di Israel.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)