- KALIMANTAN SELATAN 0
- SULAWESI UTARA 0
- MALUKU 0
Baca juga: Tiga Kriteria Jadi Rujukan Keluar dari Situasi Pandemi Covid-19 Menurut Pakar Epidemiologi
Kata Pakar Soal Masih Adanya Masyarakat yang Percaya Covid-19 adalah Konspirasi
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, pandemi atau wabah sebenarnya bukan hal yang baru.
Bahkan wabah sudah terjadi sejak zaman dahulu kala.
Karenanya ada istilah wabah setua manusia itu sendiri.
Menurut Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman, seharusnya situasi ini tidak mengherankan.
Hanya saja masih ada yang menyangkal jika pandemi tidaklah asli dan merupakan konspirasi.
Baca juga: Varian Baru Covid-19, Benarkah XE Lebih Parah Ketimbang Varian Sebelumnya?
Menurut Dicky, ada beberapa yang melatarbelakangi munculnya pemahaman ini.
"Manusia modern banyak yang terganggu dengan zona nyaman. Biasanya beraktivitas mencari uang dan sebagainya, kini terganggu karena pandemi," ungkap Dicky pada webinar, Sabtu (9/4/2022).
Menurut Dicky ini merupakan teori yang disampaikan oleh salah satu profesor di Harvard.
Ketika terjadi muncul penolakan, ada mekanisme penyangkalan.
"Dia merasa bahwa ada hal yang ingin lakukan tapi tidak bisa. Lalu diingkari dengan mekanisme penyangkalan. Inilah yang diperkuat dengan beredar teori konspirasi dan sebagainya. Itu terlahir dari orang menyangkal," papar Dicky lagi.
Baca juga: KSP Minta Masyarakat Waspada Penularan Covid-19 Saat MudikĀ
Ia pun memberikan penjelasan terkait teori konspirasi jika virus SARS-CoV-2 muncul dari laboratorium yang bocor.
Dicky menyebutkan hal ini ada riset dari sisi genomic.
"Dari virus yang beredar saat ini termasuk Omicron dibandingkan dengan virus asli di laboratorium Wuhan itu berbeda. Dan saya bukan ahli virus untuk menjelaskan, tapi hasil penemuan dari WHO seperti itu," kata Dicky lagi.
Kemudian bicara soal perang biologi, menurutnya kalau itu memang terjadi, akan ada satu negara yang benar-benar aman. Setidaknya punya vaksin atau obat.
Baca juga: Studi: Covid-19 Dapat Tingkatkan Risiko Pembekuan Darah hingga 6 Bulan
"Faktanya, tidak ada satupun negara punya itu, diuntungkan bebas Covid-19. Ini untuk menjawab konspirasi itu," katanya menambahkan.
Di sisi lain banyak masyarakat yang mempertanyakan kenapa vaksin Covid-19 bisa dibuat secepat itu. Menurut Dicky, hal itu tidaklah benar.
"Sebetulnya lama. Saya terlibat SARS, di tahun 2002, tidak lama setelah itu ada riset vaksin. Riset vaksin atau corona lebih dari 20 tahun, bukan nol. Tidak nol sama sekali. Ini tidak diketahui banyak orang," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)
Baca berita lainnya terkait Virus Corona.