TRIBUNNEWS.COM - Pada bulan-bulan awal kemunculan Covid-19, sejumlah dokter dibingungkan dengan gejala yang langka dan parah yang dialami sejumlah anak.
Beberapa anak mengalami sakit paru-paru, pembekuan darah, bahkan kerusakan jantung.
Dilansir The Guardian, dua tahun kemudian, para peneliti yang dipimpin oleh Murdoch Children's Research Institute (MCRI) di Melbourne, Australia menemukan adanya protein yang terlibat dalam respons inflamasi akut pada anak-anak tersebut.
Peneliti hematologi MCRI Conor McCafferty mengatakan sampel darah diambil dari 33 anak yang terkena sindrom inflamasi multisistem atau sindrom gangguan pernapasan akut setelah mereka tertular Covid-19.
Sampel darah ini dibandingkan dengan sampel dari 20 anak sehat.
Baca juga: Hepatitis Akut Misterius Serang Anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia, Ini Gejala dan Imbauan WHO
Baca juga: Kemenkes: Tiga Anak Meninggal Diduga Kena Hepatitis Misterius Rujukan dari RS di Jakbar dan Jaktim
Anak-anak dengan Covid-19 yang mengembangkan sindrom inflamasi multisistem sering mengalami demam, sakit perut, muntah, ruam kulit, penyakit jantung, atau konjungtivitis.
Anak-anak yang mengalami sindrom gangguan pernapasan akut dapat berujung kerusakan organ karena kekurangan oksigen dalam darah.
"Apa yang kami lakukan adalah mencoba melihat semua protein dalam darah mereka," kata McCafferty.
"Jadi banyak orang mendengar tentang genomik, yang melihat semua gen dalam tubuh."
"Kami melakukan proteomik, yaitu mencoba melihat semua protein dalam darah sehingga kami dapat mencoba dan memetakan apa yang terjadi."
Mereka menemukan anak-anak yang terkena sindrom tersebut mengandung protein spesifik dalam darah mereka yang tidak ada pada anak-anak yang sehat.
Baca juga: Beijing Larang Warga Makan di Restoran, Harus Tunjukkan Hasil Tes Negatif Covid-19
Baca juga: Situasi Covid-19 di China: Beijing Perketat Pembatasan, Warga Shanghai Akhirnya Boleh Keluar Rumah
"Penelitian kami adalah yang pertama mengungkap pembekuan darah spesifik dan jalur protein kekebalan yang berdampak pada anak-anak dengan Covid-19 yang mengembangkan gejala serius ini," kata McCafferty.
Temuan ini diterbitkan dalam jurnal, Nature Communications, pada hari Senin (2/5/2022).
Para peneliti menemukan 85 protein spesifik untuk sindrom inflamasi multisistem dan 52 protein terkait dengan sindrom gangguan pernapasan akut.
Temuan protein spesifik dapat meningkatkan diagnosis dan mengarah pada pengembangan perawatan yang ditargetkan untuk anak-anak yang menderita kasus Covid-19 yang parah.
Saat ini, anak-anak yang terkena gejala parah diobati menggunakan imunoglobulin intravena dari darah yang disumbangkan.
Metode itu mengurangi kemungkinan mereka terkena masalah jantung dari satu dari empat, menjadi satu dari 20.
Baca juga: Lebih Dari 12 Negara Laporkan KLB Kasus Hepatitis, Waspada Jika Anak Diare Mendadak
Baca juga: Tiga Anak di DKI Jakarta Meninggal Diduga Sakit Hepatitis Misterius
Anak-anak yang mengalami perubahan pada jantung mereka sering melihat masalah tersebut teratasi seiring bertambahnya usia.
Sekitar 1,7% anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dirawat di perawatan intensif.
Sebagian besar anak yang tertular Covid-19 memiliki gejala ringan atau tanpa gejala.
Sindrom ini sangat langka di Australia sehingga para peneliti dikirimi sampel darah yang diambil dari anak-anak yang terinfeksi Covid-19 dengan sindrom yang menerima perawatan di rumah sakit universitas Necker di Prancis.
"Prancis memiliki sampel darah, sementara kami memiliki kapasitas pengujian proteomik di Melbourne," kata McCafferty.
"Kolaborasi semacam ini adalah salah satu 'kemajuan' yang muncul dari Covid-19.”
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)