TRIBUNNEWS.COM - Update jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Minggu (5/6/2022).
Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 388 penambahan dari total komulatif sebelumnya 6.056.412 kasus.
Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 6.056.800 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam.
Data tersebut dirilis dalam laman Peta Sebaran Covid, covid19.go.id, Minggu sore.
Kabar baiknya, ada sejumlah 204 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 5.896.752 jiwa dari pasien sebelumnya yang sebanyak 5.896.548 jiwa.
Baca juga: Kemkominfo Gandeng MUI Beri Literasi Masyarakat Soal Penanganan Covid-19
Baca juga: Pfizer, BioNTech dan Moderna Raup Pendapatan 1.000 Dolar AS Per Detik dari Jualan Vaksin Covid-19
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 5 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 156.615 orang dari yang sebelumnya sebanyak 156.610 orang.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: Cek dan Download Sertifikat Vaksin Covid-19 yang Belum Muncul di PeduliLindungi, Simak Tata Caranya
Provinsi DKI Jakarta memiliki presentase jumlah kasus Covid-19 terbanyak dari total keseluruhan kasus.
Informasi ini dapat terlihat dari data peta persebaran kasus pada tiap provinsi.
Update corona atau Covid-19 di Indonesia bisa di akses di sini.
Riset menunjukkan vaksin dua kali pada anak-anak menunjukkan ada penurunan proteksi.
Oleh karena itu, Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan jika booster vaksin Covid-19 juga penting diberikan kepada anak-anak.
Baca juga: Akselerasi Vaksinasi Booster, BIN Apresiasi Antusias Masyarakat Bali Datangi Gerai Vaksin Covid-19
"Perlu, anak yang usia 6-18 tahun sudah dapat dua dosis penting sekali untuk booster."
"Karena memang riset menunjukkan ada penurunan proteksi. Itu sebabnya penting diberikan booster."
"Selain itu juga dengan adanya proteksi ini, dapat mengurangi potensi Long Covid-19," ungkap Dicky pada Tribunnews, Sabtu (4/6/2022).
Kendati demikian, vaksinasi belum merata didistribusikan di lapangan.
"Dimulai dari masalah cakupan vaksinasi, kenyamanan, akses pada layanan, waktu, kemudian tepat dan jarak," lanjut Dicky.
Termasuk memberikan pandangan yang terbuka kepada masyarakat yang tidak mau divaksin.
Baca juga: Sudah 62 Persen Tapi Cakupan Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap Indonesia Masih Kalah Negara Tetangga
Pasalnya, tidak sedikit pula masyarakat yang terpengaruh oleh disinformasi.
Pemerintah juga perlu menekankan, bahwa vaksin bukan satu-satunya pengendali pandemi.
Namun juga upaya masyarakt untuk senentiasa patuh menerapkan aturan protokol kesehatan baik pada saat kerumunan.
"Nah ini yang harus diperhatikan. Dan vaksin bukan hal satu-satunya pengendalian pandemik. Karena senjatanya adalah pemerintah penguatan survelens, penguatan kualitas udara dan sebagainya," sambung Dicky.