TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini gejala Covid-19 varian baru Omicron BA.4 dan BA.5.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendeteksi subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Di Indonesia, masuknya varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 telah dikonfirmasi pada awal Juni.
Baca juga: Gejala dan Cara Mencegah Varian Omicron BA.4 dan BA.5
Baca juga: Pakar UGM Ungkap Gejala Umum Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Beserta Pengobatannya
Gejala Omicron BA.4 dan BA.5
Ada beberapa gejala pasien BA.4 dan BA.5, yakni:
- Batuk
- Kelelahan
- Hidung tersumbat
- Demam
- Mual atau muntah
- Sesak napas
- Diare
- Anosmia atau ageusia
Tidak sepenuhnya jelas dari mana Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 berasal.
Namun, subvarian ini telah terdeteksi pada tingkat rendah di beberapa negara di Afrika Selatan dan Eropa, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove, mengatakan pada bulan Mei bahwa varian tersebut telah terlihat di Botswana, Afrika Selatan, Jerman, dan Denmark, di antara negara-negara lain.
Pemerintah Monitor Kapasitas RS dan Obat
Abraham Wirotomo selaku Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden mengatakan, pemerintah terus melakukan monitoring kapasitas rumah sakit, obat, dan oksigen untuk menghadapi masuknya Omircron BA.4 dan BA.5.
"Kita tidak boleh lengah, jangan terjegal menjelang finis," kata Abraham, Senin (13/6/2022).
Beberapa waktu ini, kasus Covid-19 pasca Lebaran mengalami kenaikan.
Baca juga: Menkes Prediksi Puncak Kasus Virus Corona Varian BA.4 dan BA.5 Terjadi Pada Minggu Kedua Juli
Omircron BA.4 dan BA.5 menjadi penyabab kenaikan kasus tersebut.
Abraham mengatakan bahwa kenaikan kasus Covid-19 sejauh ini di Indonesia terpantau baik, karena angka positivity rate dan transmisi dilaporkan rendah.
Meski demikian, Abraham mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan melakukan vaksin booster bagi yang belum.
“Kenaikan angka kasus kita lihat sebagai warning. Kalo kita mau menjaga Indonesia tetap on track menuju endemi maka kita jangan abai protokol kesehatan dan menolak vaksin booster," ujar Abraham.
(Tribunnews.com, Renald/Yunita Rahmayanti/Dennis Destryawan/Reza Deni)